Kebesaran Tuhan
Banyak orang yang mengakui kebesaran Tuhan, mengakui "Allahu akbar", namun salah penempatan. Jikalau kita tengok, kebanyakan kalimat Allahu akbar dipakai untuk "menyerang" bahkan membunuh orang...... contohnya apa?, yah lihat saja kalau rusuh, banyak sekali orang yang teriak teriak "Allahu akbar"......
Allahu akbar, artinya Allah Maha Besar, namun jelas bukan berarti besar ukuranNYA, karena Allah tidak mengenal ukuran..... Semesta seisinya inilah wujud kebesaran Tuhan...... Keragaman masyarakat, yang bersuku suku, beda beda ras, beda beda warna kulit, beda beda pemikiran, beda beda pemahaman, beda beda agama, beda beda keyakinan, itu semualah wujud kemaha besaran Tuhan...... banyak ragam variasinya manusia.....
Jika sudah tahu bahwa keragaman itulah wujud kemaha besaran Tuhan, lalu mengapa mau dikerdilkan dengan mencoba memaksakan semua orang jadi 1 agama saja, jadi muslim semua, jadi satu negara saja, khilafah saja, dst...... Itu namanya wujud "kekerdilan" sebagai pengingkaran atas Kemaha besaran Allah.....
Saudara saudara yang sudah mengakui "Kemaha besaran Allah", maka tangkaplah, dan fahamillah, bahwasannya banyak agama, banyak keyakinan didunia ini, terimalah itu semua sebagai "kenyataan" atas Kemaha besaran Allah, maka DIA berkehendak menciptakan berbagai keyakinan, tidak hanya satu keyakinan saja didunia ini......
Jangan kerdil dan mengkerdilkan diri kita sendiri, tidak menyadari sebuah realitas kemaha besaran ada dalam berbagai ragam perbedaan......
Allah tetap saja menciptakan orang jahat, walau DIA menyukai orang baik dan membenci orang jahat..... Apa yang akan dikatakan orang orang jika saudara selalu membuat, katakanlah sesuatu yang saudara sendiri benci??...... semua orang akan mengatakan anda "Goblok!!"..... Bagaimana dengan Tuhan, yang selalu membuat sesuatu yang DIA sendiri tidak suka, seperti mencipta adanya orang jahat?..... Itu sekilas lintas nampak sebagai "kebodohan", namun tidak demikian jika engkau mengerti bahwa itulah wujud dari kemahabesaranNYA.... demikian pula tentang agama, walau Tuhan mengatakan ini benar dan itu salah, tapi tetap akan DIA adakan yang salah..... inilah keragaman yang mewujudkan kenyataan tentang KemahabesaranNYA.....
Maka terimalah Kemahabesaran Allah, dengan menerima "kenyataan" akan keragaman manusia tersebut, terima kenyataan ada banyak agama, banyak keyakinan..... sekali lagi, jangan hidup dalam kekerdilan.....
Rabu, 30 Maret 2016
Selasa, 29 Maret 2016
Cibiran
Cibiran
Ketika saya mengiklankan sesuatu atau menjual sesuatu, banyak juga yang mencibir, dan beranggapan guru ruhani kok promosi, jualan, cari duniawi, dsb dsb.....
Marilah saya akan jelaskan.....
Memang didunia ini banyak guru guru ruhani yang tidak bekerja, bahkan hidup dari pemberian orang lain, atau murid muridnya..... Bagi saya pribadi, walaupun seandainya saya bisa seperti itu, saya tetap tidak mau seperti itu..... Karena tangan dibawah selalu lebih rendah dari tangan diatas..... sebagai guru, saya tidak boleh menjadi seperti itu, karena saya lahir didunia ini bukan untuk menjadi peminta, bahkan saya berusaha keras dan berjuang agar bisa menjadi "tangan diatas", yang memberi.....
Saya terus berkarya menurut kemampuan saya, karena ini juga anugrah Tuhan.....
Bagi yang berfikir bahwa bekerja mencari uang sebagai seolah "keburukan" bagi seorang guru ruhani, maka kukatakan padamu, ketika saya memproduksi teh celup herbal FK, mungkin tidak anda perhitungkan bahwa melalui teh ini, hasilnya bukan hanya untuk saya pribadi..... ada banyak orang yang kebagian, meski tidak kelihatan..... yang pertama, petani yg tanam herbal dan keluarganya dapat hasil, lalu pengepul dapat hasil, lalu suplier kantong teh, suplier herbal, suplier kantong packing dan karyawannya, jasa kurir pengiriman, stokis dan reseller, dst..... banyak orang yang mengais rizki dari sini, ada mata rantai yang tidak nampak...... Lalu para penderita/pasien yang pulih sembuh, berapa biaya yang dihematnya, yg mana mereka belum tentu dapat membayar tagihan rumah sakit, ataupun kalau BPJS belum tentu dapat pelayanan yang baik?.... mereka sangat terbantu.....
Jika saudara mengira bahwa ilmu "makrifatullah" hanya sebatas membicarakan Tuhan, maka saya katakan bahwasannya Tuhan tidak perlu dibicarakan juga tidak apa apa bagiNYA. Bahkan mencari rizki, mencari penghidupan bagi keluarga, adalah sebuah keutamaan juga dan bagian dari makrifatullah itu sendiri.....
Makrifatullah itu sangat luas..... tak sekedar membicarakan Tuhan. Dan ilmu itu juga tak kandas di area bincang bincang saja, area teori, namun nyata didunia ini, kita tak perlu banyak berkata, yang penting banyak karya nyata...... manfaat nyata..... toh, pada ujungnya kelak diakherat juga sama saja, Tuhan tidak akan perduli apa yang kita katakan, sebab DIA juga sama melihat bukti. nyata....
Maka didunia inilah kesempatannya, kita berkarya nyata..... apa saja yang kita bisa, manfaat yang meluas sebagai amal jariyah kita kelak......
Saudara, menpelajari makrifatullah itu tidak boleh membuat petani berhenti mencangkul, nelayan berhenti melayar, guru berhenti mengajar, pegawai berhenti bekerja dsb...... Tapi tetaplah kepada pos posmu masing masing, tetap berkarya didunia, dan waspada...... dzikir dan fikir mesti serentak..... ya cari duniawi, ya cari ukhrowi.....
Cari akherat saja, tanpa duit, ya gak bisa, nanti kita mati gak makan, karena kita belum mampu makan rumput yang gratisan...... malahan dewasa ini, saya rasa umat muslim yang memiliki potensi justru sudah wajib kaya harta, karena sdh banyak dijajah, agar jangan pada lemah......
Kenapa harus saya maju diurusan duniawi?, bukan ngurusi urusan dalam saja, jadi guru?.....
Jawaban saya sederhana, karena Allah menganugrahkan kepada saya pengetahuan yang membuat saya bisa mengurusi urusan dalam (ruhani) dan pengetahuan luar yang membuat saya bisa maju diurusan duniawi..... didunia ini rata2 guru ruhani dianugrahi satu sisi saja.... walau bisa ngurusi urusan dalam, pengetahuannya tentang urusan luar lemah.... saya tidak demikian, karenanya "kewajiban" saya, menjadi lebih kompleks dari mereka....... harus rangkap jabatan.....
Ketika saya mengiklankan sesuatu atau menjual sesuatu, banyak juga yang mencibir, dan beranggapan guru ruhani kok promosi, jualan, cari duniawi, dsb dsb.....
Marilah saya akan jelaskan.....
Memang didunia ini banyak guru guru ruhani yang tidak bekerja, bahkan hidup dari pemberian orang lain, atau murid muridnya..... Bagi saya pribadi, walaupun seandainya saya bisa seperti itu, saya tetap tidak mau seperti itu..... Karena tangan dibawah selalu lebih rendah dari tangan diatas..... sebagai guru, saya tidak boleh menjadi seperti itu, karena saya lahir didunia ini bukan untuk menjadi peminta, bahkan saya berusaha keras dan berjuang agar bisa menjadi "tangan diatas", yang memberi.....
Saya terus berkarya menurut kemampuan saya, karena ini juga anugrah Tuhan.....
Bagi yang berfikir bahwa bekerja mencari uang sebagai seolah "keburukan" bagi seorang guru ruhani, maka kukatakan padamu, ketika saya memproduksi teh celup herbal FK, mungkin tidak anda perhitungkan bahwa melalui teh ini, hasilnya bukan hanya untuk saya pribadi..... ada banyak orang yang kebagian, meski tidak kelihatan..... yang pertama, petani yg tanam herbal dan keluarganya dapat hasil, lalu pengepul dapat hasil, lalu suplier kantong teh, suplier herbal, suplier kantong packing dan karyawannya, jasa kurir pengiriman, stokis dan reseller, dst..... banyak orang yang mengais rizki dari sini, ada mata rantai yang tidak nampak...... Lalu para penderita/pasien yang pulih sembuh, berapa biaya yang dihematnya, yg mana mereka belum tentu dapat membayar tagihan rumah sakit, ataupun kalau BPJS belum tentu dapat pelayanan yang baik?.... mereka sangat terbantu.....
Jika saudara mengira bahwa ilmu "makrifatullah" hanya sebatas membicarakan Tuhan, maka saya katakan bahwasannya Tuhan tidak perlu dibicarakan juga tidak apa apa bagiNYA. Bahkan mencari rizki, mencari penghidupan bagi keluarga, adalah sebuah keutamaan juga dan bagian dari makrifatullah itu sendiri.....
Makrifatullah itu sangat luas..... tak sekedar membicarakan Tuhan. Dan ilmu itu juga tak kandas di area bincang bincang saja, area teori, namun nyata didunia ini, kita tak perlu banyak berkata, yang penting banyak karya nyata...... manfaat nyata..... toh, pada ujungnya kelak diakherat juga sama saja, Tuhan tidak akan perduli apa yang kita katakan, sebab DIA juga sama melihat bukti. nyata....
Maka didunia inilah kesempatannya, kita berkarya nyata..... apa saja yang kita bisa, manfaat yang meluas sebagai amal jariyah kita kelak......
Saudara, menpelajari makrifatullah itu tidak boleh membuat petani berhenti mencangkul, nelayan berhenti melayar, guru berhenti mengajar, pegawai berhenti bekerja dsb...... Tapi tetaplah kepada pos posmu masing masing, tetap berkarya didunia, dan waspada...... dzikir dan fikir mesti serentak..... ya cari duniawi, ya cari ukhrowi.....
Cari akherat saja, tanpa duit, ya gak bisa, nanti kita mati gak makan, karena kita belum mampu makan rumput yang gratisan...... malahan dewasa ini, saya rasa umat muslim yang memiliki potensi justru sudah wajib kaya harta, karena sdh banyak dijajah, agar jangan pada lemah......
Kenapa harus saya maju diurusan duniawi?, bukan ngurusi urusan dalam saja, jadi guru?.....
Jawaban saya sederhana, karena Allah menganugrahkan kepada saya pengetahuan yang membuat saya bisa mengurusi urusan dalam (ruhani) dan pengetahuan luar yang membuat saya bisa maju diurusan duniawi..... didunia ini rata2 guru ruhani dianugrahi satu sisi saja.... walau bisa ngurusi urusan dalam, pengetahuannya tentang urusan luar lemah.... saya tidak demikian, karenanya "kewajiban" saya, menjadi lebih kompleks dari mereka....... harus rangkap jabatan.....
Cerita sedekah
Cerita Sedekah
Pada saat itu usaha resto saya sudah minus, lalu stop karena kontraknya juga sudah habis..... Saya mengalami krisis keuangan..... Pada saat saya lagi susah susahnya, adapula yang mengadu dan kesusahan, karena tidak tegaan, saya transfer uang 1 juta kepada orang tersebut untuk membantunya.....
Beberapa hari kemudian, saya dikirimi uang orang 10 juta kontan. Uang itulah yang saya gunakan untuk membayar kontrak toko, yang kemudian jadi toko batu akik ditarumanegara..... Saya bisa bernafas lega sementara waktu, karena ada usaha untuk menyambung hidup..... Padahal sebelumnya, saya juga tidak tahu bagaimana nasib kita semua dan anak anak di rumah singgah...... Sudah hampir tamat.....
Dijaman batu akik lagi trend, saya sangat mudah mendapatkan uang, 500rb sampai 1,5 jt sehari, itu mudah sekali.....
Saat saat mudah itu, saya bagi bagi duit ke fakir miskin, kalau ditotal total setiap bulan bisa 3-5juta saya sebar, sony saya suruh sebagai sinterklasnya.
Sampai trend batu lenyap dan saya tidak mampu lagi bagi bagi, karena yang bisa saya bagi bagi adalah apa yang kelebihan dari diri saya, nah kalau dulunya saya kelebihan duit, saya bagi duit, orang orang mau menerimanya, giliran saya kelebihan "pusing" dan "sakit kepala", gak ada yang mau menerima sedekah pusing dan sakit kepala saya..... heuheuheu.
Kemudian saya usaha kacang, walau berjalan, hasilnya tidak mencukupi, dan juga kalah saingan.....
Akhirnya sekarang usaha teh celup herbal FK..... Alhamdulillah banyak yang cocok, dibanding yang gak cocok..... Sekarang sudah ribuan orang yang mulai pulih, bahkan sudah sembuh dari penyakitnya..... Bukan lagi ratusan......
Diam diam, teh celup herbal FK ini sekarang adalah produk paling laris dari kalangan teh herbal di Indonesia..... ya, nomor 1 terlaris di Indonesia, tapi gak kelihatan aja dipermukaan..... seperti biasanya, boleh percaya, boleh juga tidak.....
Nah dari cerita sedekah itu, bisa kalian amati, bagaimana peristiwa demi peristiwa yang menimpa saya..... seperti yang saya bilang dulu, "dunia pagarnya adalah dunia"..... urusan duniawi itu yah harus dipagari dengan sedekah...... Cerita ini hanya motivasi, bukan niat pamer.... kalaupun ada pamernya itu lumrah, karena kalian kalau gak dipamerin tidak termotivasi......
Pada saat itu usaha resto saya sudah minus, lalu stop karena kontraknya juga sudah habis..... Saya mengalami krisis keuangan..... Pada saat saya lagi susah susahnya, adapula yang mengadu dan kesusahan, karena tidak tegaan, saya transfer uang 1 juta kepada orang tersebut untuk membantunya.....
Beberapa hari kemudian, saya dikirimi uang orang 10 juta kontan. Uang itulah yang saya gunakan untuk membayar kontrak toko, yang kemudian jadi toko batu akik ditarumanegara..... Saya bisa bernafas lega sementara waktu, karena ada usaha untuk menyambung hidup..... Padahal sebelumnya, saya juga tidak tahu bagaimana nasib kita semua dan anak anak di rumah singgah...... Sudah hampir tamat.....
Dijaman batu akik lagi trend, saya sangat mudah mendapatkan uang, 500rb sampai 1,5 jt sehari, itu mudah sekali.....
Saat saat mudah itu, saya bagi bagi duit ke fakir miskin, kalau ditotal total setiap bulan bisa 3-5juta saya sebar, sony saya suruh sebagai sinterklasnya.
Sampai trend batu lenyap dan saya tidak mampu lagi bagi bagi, karena yang bisa saya bagi bagi adalah apa yang kelebihan dari diri saya, nah kalau dulunya saya kelebihan duit, saya bagi duit, orang orang mau menerimanya, giliran saya kelebihan "pusing" dan "sakit kepala", gak ada yang mau menerima sedekah pusing dan sakit kepala saya..... heuheuheu.
Kemudian saya usaha kacang, walau berjalan, hasilnya tidak mencukupi, dan juga kalah saingan.....
Akhirnya sekarang usaha teh celup herbal FK..... Alhamdulillah banyak yang cocok, dibanding yang gak cocok..... Sekarang sudah ribuan orang yang mulai pulih, bahkan sudah sembuh dari penyakitnya..... Bukan lagi ratusan......
Diam diam, teh celup herbal FK ini sekarang adalah produk paling laris dari kalangan teh herbal di Indonesia..... ya, nomor 1 terlaris di Indonesia, tapi gak kelihatan aja dipermukaan..... seperti biasanya, boleh percaya, boleh juga tidak.....
Nah dari cerita sedekah itu, bisa kalian amati, bagaimana peristiwa demi peristiwa yang menimpa saya..... seperti yang saya bilang dulu, "dunia pagarnya adalah dunia"..... urusan duniawi itu yah harus dipagari dengan sedekah...... Cerita ini hanya motivasi, bukan niat pamer.... kalaupun ada pamernya itu lumrah, karena kalian kalau gak dipamerin tidak termotivasi......
Minggu, 27 Maret 2016
Bayaran
Bayaran
Orang orang yang mengikuti di rumah singgah disini, mereka yang membantu urusan urusanku, tidak ada yang saya bayar......
Bagi banyak orang mungkin mereka mengatakan bahwa saya menzalimi mereka, atau mungkin diantara mereka sendiri beranggapan saya menzalimi mereka.....
Namun kendati demikian, sekian banyaknya orang yang mengikutiku di rumah singgah dan membantuku disini, belum pernah terjadi mereka kurang makan...... bahkan mereka saja merokok tidak pernah putus, ngopi tidak pernah putus, makan juga masih tetap makan, kalau gak makan tentunya sudah mati dari dulu dulu, sedang saya sudah 3 tahun disini......
Tidak pernah juga terjadi mereka merokok "tekik", ataupun "tengwe" alias nglinting dewe, rokok bekas atau sisa sisa tembakau. Rokok yang mereka hisap termasuk berkelas semuanya.....
Berapa banyak uang untuk membiayai semua itu selama 3 tahun?..... saya tidak pernah memperhitungkannya, karena ini bukan perkara hitung hitungan, saya selalu mengatakan kepada mereka "kalau ada uang belilah rokok dan makanan, kalau tidak ada, bilang ke saya".....
Selama masa 3 tahun itu, saya pun tidak serta merta mengalami keadaan yang menyenangkan, ataupun kelebihan uang...... selama masa 1 tahun pertama, bahkan saya menderita kesulitan keuangan yang parah, usaha resto saya minus, sedang pengeluaran jalan terus...... Sampai masanya saya terjepit telak, dan saya melanggar janji hati saya sendiri, bahwasannya dari dulu dulu, saya sudah berjanji saya tidak akan mau minta "uang" kepada Allah..... Saya langgar karena saya terjepit.....
Dan Allahpun mengabulkan, namun berupa istidroj..... tak lama setelah berdoa, melalui sony, ada uang nyasar ke rekeningnya sebanyak 2 milyard...... saya sudah berfikir untuk memanfaatkannya, apalagi sony, sudah semangat sekali..... Namun saya urungkan karena saya mengerti itu bukan jawaban doa, namun ujian yang berujung pada istidroj...... Uang itu masih utuh dikembalikan.....
Jadi saya sudah pernah diuji dengan uang nominal besar..... saya tidak tergiur dan masih kokoh....
Bagaimanakah keadaan orang orang yang mengikutiku di rumah singgah?..... sampai sekarang masih tetap tidak saya bayar..... mereka sedang belajar bodoh, kerena hanya orang bodoh yang mau kerja tidak dibayar, kalau sudah pinter, tentunya akan kabur..... "ah saya kerja gak dibayar, kabur ah"......
Merekapun menerima jatah ujiannya masing masing...... Lalu apa hasilnya belajar bodoh?.....
Saya belum bisa menjelaskannya sekarang, tapi kelak insyaallah engkau akan mengetahui, siapakah sesungguhnya yang bodoh....... Apakah yang setia belajar bodoh, ataukah yang pintar pintar?..... Lagi lagi, hanya waktu yang akan memperlihatkan semuanya......
Bagaimana dengan saya pribadi?
saya adalah hasil yang belajar bodoh selama hampir 10 tahun..... dengan cara yang hampir hampir mirip dengan diatas, saya kerja tanpa bayaran dikalimantan, karena saya mengabdikan diri saya untuk keyakinan saya...... apa hasilnya?...... hasilnya adalah saya yang sekarang...... Tuhan memberikan jauh lebih banyak dibanding apa yang diusahakan oleh banyak orang, atau apa yg bisa saya usahakan sendiri seandainya saya bekerja banting tulang siang dan malam selama 10 tahun...... saya beruntung dan saya mensyukurinya...... "Hadza min fadli robbii"...... Ternyata "hasil" saya, jauh lebih besar dikemudian hari.....
Perhitungkan saja, kalau seandainya saya kerja selama 10 thn dgn gaji 5jt, maka jumlah uang semuanya adalah 600jt, itupun pastinya habis buat keperluan hidup.....hari ini. rumah saya senilai 2milyar lebih, tanpa saya perlu keluar uang untuk membeli..... boleh percaya boleh juga tidak.... Bayaran Allah itu lebih besar..... ini sudah nyata didunia, belum lagi diakherat kelak.....
Orang orang yang mengikuti di rumah singgah disini, mereka yang membantu urusan urusanku, tidak ada yang saya bayar......
Bagi banyak orang mungkin mereka mengatakan bahwa saya menzalimi mereka, atau mungkin diantara mereka sendiri beranggapan saya menzalimi mereka.....
Namun kendati demikian, sekian banyaknya orang yang mengikutiku di rumah singgah dan membantuku disini, belum pernah terjadi mereka kurang makan...... bahkan mereka saja merokok tidak pernah putus, ngopi tidak pernah putus, makan juga masih tetap makan, kalau gak makan tentunya sudah mati dari dulu dulu, sedang saya sudah 3 tahun disini......
Tidak pernah juga terjadi mereka merokok "tekik", ataupun "tengwe" alias nglinting dewe, rokok bekas atau sisa sisa tembakau. Rokok yang mereka hisap termasuk berkelas semuanya.....
Berapa banyak uang untuk membiayai semua itu selama 3 tahun?..... saya tidak pernah memperhitungkannya, karena ini bukan perkara hitung hitungan, saya selalu mengatakan kepada mereka "kalau ada uang belilah rokok dan makanan, kalau tidak ada, bilang ke saya".....
Selama masa 3 tahun itu, saya pun tidak serta merta mengalami keadaan yang menyenangkan, ataupun kelebihan uang...... selama masa 1 tahun pertama, bahkan saya menderita kesulitan keuangan yang parah, usaha resto saya minus, sedang pengeluaran jalan terus...... Sampai masanya saya terjepit telak, dan saya melanggar janji hati saya sendiri, bahwasannya dari dulu dulu, saya sudah berjanji saya tidak akan mau minta "uang" kepada Allah..... Saya langgar karena saya terjepit.....
Dan Allahpun mengabulkan, namun berupa istidroj..... tak lama setelah berdoa, melalui sony, ada uang nyasar ke rekeningnya sebanyak 2 milyard...... saya sudah berfikir untuk memanfaatkannya, apalagi sony, sudah semangat sekali..... Namun saya urungkan karena saya mengerti itu bukan jawaban doa, namun ujian yang berujung pada istidroj...... Uang itu masih utuh dikembalikan.....
Jadi saya sudah pernah diuji dengan uang nominal besar..... saya tidak tergiur dan masih kokoh....
Bagaimanakah keadaan orang orang yang mengikutiku di rumah singgah?..... sampai sekarang masih tetap tidak saya bayar..... mereka sedang belajar bodoh, kerena hanya orang bodoh yang mau kerja tidak dibayar, kalau sudah pinter, tentunya akan kabur..... "ah saya kerja gak dibayar, kabur ah"......
Merekapun menerima jatah ujiannya masing masing...... Lalu apa hasilnya belajar bodoh?.....
Saya belum bisa menjelaskannya sekarang, tapi kelak insyaallah engkau akan mengetahui, siapakah sesungguhnya yang bodoh....... Apakah yang setia belajar bodoh, ataukah yang pintar pintar?..... Lagi lagi, hanya waktu yang akan memperlihatkan semuanya......
Bagaimana dengan saya pribadi?
saya adalah hasil yang belajar bodoh selama hampir 10 tahun..... dengan cara yang hampir hampir mirip dengan diatas, saya kerja tanpa bayaran dikalimantan, karena saya mengabdikan diri saya untuk keyakinan saya...... apa hasilnya?...... hasilnya adalah saya yang sekarang...... Tuhan memberikan jauh lebih banyak dibanding apa yang diusahakan oleh banyak orang, atau apa yg bisa saya usahakan sendiri seandainya saya bekerja banting tulang siang dan malam selama 10 tahun...... saya beruntung dan saya mensyukurinya...... "Hadza min fadli robbii"...... Ternyata "hasil" saya, jauh lebih besar dikemudian hari.....
Perhitungkan saja, kalau seandainya saya kerja selama 10 thn dgn gaji 5jt, maka jumlah uang semuanya adalah 600jt, itupun pastinya habis buat keperluan hidup.....hari ini. rumah saya senilai 2milyar lebih, tanpa saya perlu keluar uang untuk membeli..... boleh percaya boleh juga tidak.... Bayaran Allah itu lebih besar..... ini sudah nyata didunia, belum lagi diakherat kelak.....
Salah menempatkan keadaan dan waktu
Salah menempatkan keadaan dan waktu
Banyak orang yang tidak memiliki kesadaran lalu salah menempatkan keadaan dan waktu....
Ada seorang yang pada keadaannya Allah menetapkan sedang menjadi tajrid (bebas atau terlepas dari beban beban tanggungan duniawi atau ada yang menanggung kebutuhan duniawinya), contohnya seperti anak muda/anak sekolahan, orang pensiunan dsb. Adapula yang Allah menempatkannya dalam keadaan asbab, yaitu mereka yang memiliki beban tanggungan misalnya ada anak dan istri.....
Bagi seorang yang berada dalam keadaan tajrid, bagi mereka tidak ada kewajiban bekerja mencari nafkah..... kewajiban mereka lebih kepada "mencari ilmu"..... agar dengan ilmu tersebut, kehidupannya dimasa depan menjadi manfaat bagi umat...... Maka seorang tajrid hendaknya bersungguh sungguh kepada pencarian ilmu, pencarian jati diri dan pembersihan ruhani tujuan akhirnya semuanya ditujukan bagi ridho Allah..... Seorang tajrid yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik, maka hidupnya akan penuh kesia-siaan.... menjadikannya "kufur nikmat", yaitu betapa diberi banyak waktu luang, tidak dipergunakan untuk menuju Allah, atau untuk belajar, atau untuk olah ngelmu......
Diantara tajrid banyak yg tergiur menjadi asbab, yaitu lebih memilih bekerja mencari uang dari pada mencari ilmu, padahal hidupnya sudah ada yang menjamin, ini adalah tajrid yang "rendah cita citanya"..... sebab menganggap uang lebih tinggi nilainya daripada ilmu..... ia tajrid yang terperdaya dunia.....
Diantara asbab banyak pula yang tergiur menjadi tajrid, tidak mau bekerja mencari nafkah, padahal punya anak istri atau punya tanggungan yang mesti dibiayai...... keadaannya cendrung menjadi beban bagi orang lain, menzalimi anak istrinya atau tanggungannya.....
Didunia ini setiap hal ada waktu waktunya sendiri sendiri, kita mesti profesional...... banyak orang yang waktunya beribadah malah malas malasan atau fikirannya keurusan pekerjaan, giliran waktunya kerja malah pergi beribadah atau fikirannya ke ibadah..... Ini adalah salah mengatur waktu dan tidak profesional......
Saat waktunya beribadah, maka fokuslah, tinggalkan semua urusan, atau fikiran kepada urusan apapun, sampai selesai urusan ibadahnya......
Saat waktunya bekerja, maka fokuslah, tinggalkan semua urusan ataupun fikiran kepada urusan apapun selain pekerjaan...... Jika engkau takut, kok hanya ingat kerja, tidak ingat Tuhan?..... mengertilah, bekerja untuk menafkahi anak istri, dan orang orang yang dalam tanggungan adalah sebuah bentuk ibadah kepada Allah..... jadi ibadah itu bukan hanya sholat, puasa, dzikir dsb, kerja itu juga ibadah.....
Justru kita kerja karena kita "ingat Tuhan", ingat bahwa Allah itu memberi kewajiban kita untuk menafkahi anak istri kita, ingat bahwa Allah menyuruh bersedekah dari hasil kerja kita, ingat bahwa Allah menyuruh menolong orang orang dengan harta kita, ingat bahwa Allah menyuruh berjihad dengan harta kita, makanya kita kerja karena kita ingat Allah, ingat bahwa Allah memerintahkan semua itu......
Oleh karenanya lihatlah keadaanmu, lihatlah waktumu, jangan salah menempatkan diri, salah keadaan, salah waktu.... semua harus rapi pada tempatnya......
Banyak orang yang tidak memiliki kesadaran lalu salah menempatkan keadaan dan waktu....
Ada seorang yang pada keadaannya Allah menetapkan sedang menjadi tajrid (bebas atau terlepas dari beban beban tanggungan duniawi atau ada yang menanggung kebutuhan duniawinya), contohnya seperti anak muda/anak sekolahan, orang pensiunan dsb. Adapula yang Allah menempatkannya dalam keadaan asbab, yaitu mereka yang memiliki beban tanggungan misalnya ada anak dan istri.....
Bagi seorang yang berada dalam keadaan tajrid, bagi mereka tidak ada kewajiban bekerja mencari nafkah..... kewajiban mereka lebih kepada "mencari ilmu"..... agar dengan ilmu tersebut, kehidupannya dimasa depan menjadi manfaat bagi umat...... Maka seorang tajrid hendaknya bersungguh sungguh kepada pencarian ilmu, pencarian jati diri dan pembersihan ruhani tujuan akhirnya semuanya ditujukan bagi ridho Allah..... Seorang tajrid yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik, maka hidupnya akan penuh kesia-siaan.... menjadikannya "kufur nikmat", yaitu betapa diberi banyak waktu luang, tidak dipergunakan untuk menuju Allah, atau untuk belajar, atau untuk olah ngelmu......
Diantara tajrid banyak yg tergiur menjadi asbab, yaitu lebih memilih bekerja mencari uang dari pada mencari ilmu, padahal hidupnya sudah ada yang menjamin, ini adalah tajrid yang "rendah cita citanya"..... sebab menganggap uang lebih tinggi nilainya daripada ilmu..... ia tajrid yang terperdaya dunia.....
Diantara asbab banyak pula yang tergiur menjadi tajrid, tidak mau bekerja mencari nafkah, padahal punya anak istri atau punya tanggungan yang mesti dibiayai...... keadaannya cendrung menjadi beban bagi orang lain, menzalimi anak istrinya atau tanggungannya.....
Didunia ini setiap hal ada waktu waktunya sendiri sendiri, kita mesti profesional...... banyak orang yang waktunya beribadah malah malas malasan atau fikirannya keurusan pekerjaan, giliran waktunya kerja malah pergi beribadah atau fikirannya ke ibadah..... Ini adalah salah mengatur waktu dan tidak profesional......
Saat waktunya beribadah, maka fokuslah, tinggalkan semua urusan, atau fikiran kepada urusan apapun, sampai selesai urusan ibadahnya......
Saat waktunya bekerja, maka fokuslah, tinggalkan semua urusan ataupun fikiran kepada urusan apapun selain pekerjaan...... Jika engkau takut, kok hanya ingat kerja, tidak ingat Tuhan?..... mengertilah, bekerja untuk menafkahi anak istri, dan orang orang yang dalam tanggungan adalah sebuah bentuk ibadah kepada Allah..... jadi ibadah itu bukan hanya sholat, puasa, dzikir dsb, kerja itu juga ibadah.....
Justru kita kerja karena kita "ingat Tuhan", ingat bahwa Allah itu memberi kewajiban kita untuk menafkahi anak istri kita, ingat bahwa Allah menyuruh bersedekah dari hasil kerja kita, ingat bahwa Allah menyuruh menolong orang orang dengan harta kita, ingat bahwa Allah menyuruh berjihad dengan harta kita, makanya kita kerja karena kita ingat Allah, ingat bahwa Allah memerintahkan semua itu......
Oleh karenanya lihatlah keadaanmu, lihatlah waktumu, jangan salah menempatkan diri, salah keadaan, salah waktu.... semua harus rapi pada tempatnya......
Kamis, 24 Maret 2016
pengulangan
Dalam kesadaran diri, sangat jelas nampak dimata hati kita sendiri, betapa bebalnya kita ini. Seumpama keledai yang sering jatuh dilubang yang sama, bahkan lebih bebal dari keledai, karena sebebal bebalnya keledai, mereka jarang juga terperosok dilubang yang sama......
Inilah alasan yang terang mengapa ayat ayat Qur'an itu terlalu sering diulang ulang. Ayat ayat yang sama atau serupa berkali kali diturunkan....
Kita mengambil pelajaran dari pengulangan pengulangan ini, karena kenyataan hidup ini pun sama sama memiliki pengulangan pengulangan ataupun kemiripan peristiwa, kemiripan suasana..... Dan kita selalu saja "sering lupa", hanya hal hal yang menimbulkan trauma saja yang membekas dalam.... Itu sebabnya, kadang kadang kita memerlukan "hantaman keras" dalam hidup, agar ingatan kita terpatri kuat.... Lalu bisa jera dan mengambil pelajaran berharga, hikmah yang kuat dari peristiwa demi peristiwa.....
Karenanya, kesusahan berat itu mestinya sangat kita hargai, karena dimasa turunnya kesusahan berat itulah kesadaran yang dalam terbit..... Itu semacam titik balik hidup, yang akan merubah seseorang untuk selama lamanya......
Apakah setelah hantaman keras, akan menjadi lebih baik, lebih tertata dalam hidup, ataukah malah hancur berantakan...... ??
Pada akhirnya semua berpulang kediri masing masing, "alam" selalu menyediakan pelajaran berharga, namun hanya sedikit manusia yang belajar darinya...... yang beruntung adalah yang selalu eling lan waspodo, selalu ingat dan waspada, berhati hati dan bersungguh sungguh..... Hidup hanya sekali didunia, sekali hancur, bisa jadi hancur selama lamanya, sekali mulia bisa jadi mulia selama lamanya..... Harus hati hati agar tidak menyesal "selama lamanya"
iqro' kitabaka
iqro' kitabaka
Setelah saya jalani, hidup sebagai tajrid adalah lebih ringan dibandingkan hidup sebagai asbab. Karena sebagai asbab hubungan kita tak hanya vertikal, namun vertikal dan horizontal secara sekaligus. Sedangkan sebagai tajrid, hubungan lebih kepada vertikal, adapun hubungan horizontalnya hanya ala kadarnya menurut kepentingan.....
Sebagai tajrid, kita tidak punya beban tanggungan yang banyak kepada masyarakat dan sekitar. Namun sebagai asbab, kita tidak pernah bisa menghindari berhubungan dengan banyak orang. Sedangkan berhubungan dengan sesama manusia itu mengandung banyak kesulitan....
Selalu saja ada yang tidak kita sukai, selalu saja ada yang tidak sukai kita. Acapkali dihadapkan dengan dilema dilema dalam hidup, yang mau tidak mau harus kita selesaikan.....
Dan celakanya dari semua itu, sebagai asbab, adalah sangat mengerikan tatkala hati kita selalu "terpancing" dengan berbagai "permainan" didunia ini, terpancing untuk mengamati, meneliti dan "membaca" orang lain..... lambat laun kita digiring agar lupa mengamati diri sendiri..... Lagi lagi akan gagal melakukan "iqro' kitabaka", gagal membaca diri sendiri.....
Kita digiring untuk serong dari tujuan utama hidup ini.... Pelan pelan lupa pelajaran demi pelajaran, sampai akhirnya kita ingat kembali tatkala kita sudah tersesat jalan terlampau jauh.....
Apalah artinya jikalau kita mengetahui cela keburukan orang lain?.... Seperti seorang pengamat yang teliti, bahkan mampu menemukan bahwa celana orang pada bolong, sedangkan kita kadang lupa celana kita sendiri sedang bolong, pantat kita sampai kelihatan.....
Lagi dan lagi, mesti selalu mengingati satu perkara ini, yaitu "iqro' kitabaka", membaca kitab diri kita masing masing.... Jika sampai kelamaan lupa, maka pastilah perjalanan panjang ini akan kandas..... Tidak akan pernah sampai kepada Allah, sebab kita termasuk yang lalai, jika demikian.....
Maka jangan sampai melupakan "iqro' kitabaka".... Karena ini adalah ciri khas keberhasilan seorang pejalan ruhani, pejalan di jalan Tuhan yang Agung.....
Sabtu, 19 Maret 2016
Kecewa Kepada Tuhan
Kecewa Kepada Tuhan
Saya melihat banyak manusia yang mengalami "kekecewaan" batiniah kepada Tuhan, hanya gara gara hidupnya penuh sesak dengan kesulitan demi kesulitan. Lalu batinnya berontak dan mengatakan "Tuhan tidak adil!".....
Ia mengalami kekecewaan demi kekecewaan, karena mengira hidup senang itu sama dengan disayang Tuhan...... Bahwa kalau keadaan enak, keadaan serba kecukupan, serba leluasa itu sebagai dimuliakan Allah..... Bahwa kalau miskin, serba terjepit, serba penuh cobaan sama dengan dimusuhi atau dikutuki Allah.....
Sungguh tidak demikian, bahkan hidupnya para wali wali Allah saja sebagian besar mengalami banyak sekali masalah dan kendala demi kendala...... Sebelum akhirnya mencapai derajad yang tinggi......
Tidaklah ada yang benar benar gratis dalam hidup ini..... Bahkan semuanya mesti ditebus dan dibayar dengan perjuangan..... Seorang yang mencapai derajad kemuliaan tinggi disisi Allah, itu adalah sebuah anugrah yang "diperjuangkan" mati matian......
Jikalau hidupmu engkau habiskan untuk berleha leha saja, maka tak ada yang engkau dapatkan.... karena seluruh nikmat hidup baik didunia maupun diakherat adalah sama saja, yaitu sama sama hasil dari perbuatan kita sendiri....
Orang yang hari ini engkau saksikan hidup enak penuh kecukupan, maka dahulunya ia bekerja keras, hari hari ini ia sukses dan mendapatkan bayarannya.....
Demikian pula orang yang dimuliakan diakherat nanti, pastilah itu juga bayaran dari perbuatan baiknya selama didunia......
Yang berlaku buruk, kelak menuai keburukan, yang berlaku baik juga akan menuai kebaikan, yang tidak berbuat apa apa, maka juga tak mendapatkan apa apa, selain penyesalan karena menyia-nyiakan umur yang diberi Allah.... Engkau akan menjadi salah satu dari ketiga jenis orang tersebut..... dan engkau juga sudah memiliki gambaran tentang dirimu sendiri, engkau jenis yang mana, pastilah bisa menimbang diri sendiri.....
Lalu mengapa masih saja ada yang "kecewa" kepada Tuhan, sedangkan mereka sudah pada tahu bahwasannya Tuhannya hanya "mengembalikan" hasil perbuatannya sendiri?....
Karena salahnya memandang keadaan tersebut..... memandang bahwa senang=disayang Tuhan, susah=dikutuk Tuhan. Kesadarannya masih jauh tertinggal.... Sifat nrimo/qonaahnya masih jauh dari harapan....
Saya melihat banyak manusia yang mengalami "kekecewaan" batiniah kepada Tuhan, hanya gara gara hidupnya penuh sesak dengan kesulitan demi kesulitan. Lalu batinnya berontak dan mengatakan "Tuhan tidak adil!".....
Ia mengalami kekecewaan demi kekecewaan, karena mengira hidup senang itu sama dengan disayang Tuhan...... Bahwa kalau keadaan enak, keadaan serba kecukupan, serba leluasa itu sebagai dimuliakan Allah..... Bahwa kalau miskin, serba terjepit, serba penuh cobaan sama dengan dimusuhi atau dikutuki Allah.....
Sungguh tidak demikian, bahkan hidupnya para wali wali Allah saja sebagian besar mengalami banyak sekali masalah dan kendala demi kendala...... Sebelum akhirnya mencapai derajad yang tinggi......
Tidaklah ada yang benar benar gratis dalam hidup ini..... Bahkan semuanya mesti ditebus dan dibayar dengan perjuangan..... Seorang yang mencapai derajad kemuliaan tinggi disisi Allah, itu adalah sebuah anugrah yang "diperjuangkan" mati matian......
Jikalau hidupmu engkau habiskan untuk berleha leha saja, maka tak ada yang engkau dapatkan.... karena seluruh nikmat hidup baik didunia maupun diakherat adalah sama saja, yaitu sama sama hasil dari perbuatan kita sendiri....
Orang yang hari ini engkau saksikan hidup enak penuh kecukupan, maka dahulunya ia bekerja keras, hari hari ini ia sukses dan mendapatkan bayarannya.....
Demikian pula orang yang dimuliakan diakherat nanti, pastilah itu juga bayaran dari perbuatan baiknya selama didunia......
Yang berlaku buruk, kelak menuai keburukan, yang berlaku baik juga akan menuai kebaikan, yang tidak berbuat apa apa, maka juga tak mendapatkan apa apa, selain penyesalan karena menyia-nyiakan umur yang diberi Allah.... Engkau akan menjadi salah satu dari ketiga jenis orang tersebut..... dan engkau juga sudah memiliki gambaran tentang dirimu sendiri, engkau jenis yang mana, pastilah bisa menimbang diri sendiri.....
Lalu mengapa masih saja ada yang "kecewa" kepada Tuhan, sedangkan mereka sudah pada tahu bahwasannya Tuhannya hanya "mengembalikan" hasil perbuatannya sendiri?....
Karena salahnya memandang keadaan tersebut..... memandang bahwa senang=disayang Tuhan, susah=dikutuk Tuhan. Kesadarannya masih jauh tertinggal.... Sifat nrimo/qonaahnya masih jauh dari harapan....
Jumat, 18 Maret 2016
Api dan Air
Api dan Air
Didalam diri kita api adalah unsur yang menimbulkan amarah, kebencian, cemburu, anarki, ambisi dsb.... Walau dalam kadar yang mencukupi api diperlukan dan sangat bermanfaat untuk mendongkrak kemajuan manusia, namun dalam kadar yang berlebihan akan membakar siapa saja....
Didalam islam kita mengenal wudhu dengan membasuhkan air ke bagian tubuh kita. Tentunya secara makna sederhananya, bersuci ini bisa mudah dimengerti siapa saja, contohnya ketika membasuh tangan, kesadaran kita memahami bahwasannya "ini maksudnya, bahwa saya hendaknya mensucikan perbuatan perbuatan saya"... Tentang hal ini sudah pernah saya ulaskan di status fb dahulu....
Dalam wudhu inilah sebenarnya kita diajak untuk mengerti bagaimana "air melawan/mengimbangi api", kita mengerti bagaimana "keseimbangan" diperlukan untuk menuju kehidupan yang lebih baik, lebih aman damai dan lebih menyejukkan hati......
Bukanlah air itu yang mensucikan kita, karena air wudhu sekedar "simbolik" dari sesuatu yang lebih besar, yaitu untuk mengimbangi dan menstabilkan unsur api didalam hati kita sendiri....
Lalu air apa yang kita perlukan sebagai pembasuh hati kita?
Yaitu air yang tidak bisa surut menguap, air yang membawa kedamaian dan ketenangan hati. Air itu adalah dzikrullah, sebab hanya dengan dzikrullah, hati menjadi tentram.....
Namun mengapa banyak orang yang berdzikir tetapi ia tetap saja tidak mendapatkan ketenangan hati?
Itu disebabkan dia tidak berdzikir dengan benar, selain hanya melakukan "wirid" saja.... wirid itu hanyalah sekedar mengulang ulang menyebut nama Allah..... Adapun dzikrullah adalah sesuatu yang besar.... Sesuatu yang bilamana ditimbang, tentunya akan lebih berat dzikrullah itu ketimbang langit dan bumi dan seisinya digabungkan semua.......
Gagal faham antara dzikir dan wirid itulah yang mengakibatkan orang orang walau berwirid namun ia tidak berdzikir.
Bagaimanakah dzikrullah itu yang semestinya?
Dzikrullah adalah tentang menghidupkan jiwa, menghidupkan hati dengan ruhani qudus, ruhani yang suci. Akan gagal siapa saja yang tidak bisa mengenakan atribut kesucian jiwa, ialah Kasih Sayang terhadap sekalian makhluk Allah.....
Didalam diri kita api adalah unsur yang menimbulkan amarah, kebencian, cemburu, anarki, ambisi dsb.... Walau dalam kadar yang mencukupi api diperlukan dan sangat bermanfaat untuk mendongkrak kemajuan manusia, namun dalam kadar yang berlebihan akan membakar siapa saja....
Didalam islam kita mengenal wudhu dengan membasuhkan air ke bagian tubuh kita. Tentunya secara makna sederhananya, bersuci ini bisa mudah dimengerti siapa saja, contohnya ketika membasuh tangan, kesadaran kita memahami bahwasannya "ini maksudnya, bahwa saya hendaknya mensucikan perbuatan perbuatan saya"... Tentang hal ini sudah pernah saya ulaskan di status fb dahulu....
Dalam wudhu inilah sebenarnya kita diajak untuk mengerti bagaimana "air melawan/mengimbangi api", kita mengerti bagaimana "keseimbangan" diperlukan untuk menuju kehidupan yang lebih baik, lebih aman damai dan lebih menyejukkan hati......
Bukanlah air itu yang mensucikan kita, karena air wudhu sekedar "simbolik" dari sesuatu yang lebih besar, yaitu untuk mengimbangi dan menstabilkan unsur api didalam hati kita sendiri....
Lalu air apa yang kita perlukan sebagai pembasuh hati kita?
Yaitu air yang tidak bisa surut menguap, air yang membawa kedamaian dan ketenangan hati. Air itu adalah dzikrullah, sebab hanya dengan dzikrullah, hati menjadi tentram.....
Namun mengapa banyak orang yang berdzikir tetapi ia tetap saja tidak mendapatkan ketenangan hati?
Itu disebabkan dia tidak berdzikir dengan benar, selain hanya melakukan "wirid" saja.... wirid itu hanyalah sekedar mengulang ulang menyebut nama Allah..... Adapun dzikrullah adalah sesuatu yang besar.... Sesuatu yang bilamana ditimbang, tentunya akan lebih berat dzikrullah itu ketimbang langit dan bumi dan seisinya digabungkan semua.......
Gagal faham antara dzikir dan wirid itulah yang mengakibatkan orang orang walau berwirid namun ia tidak berdzikir.
Bagaimanakah dzikrullah itu yang semestinya?
Dzikrullah adalah tentang menghidupkan jiwa, menghidupkan hati dengan ruhani qudus, ruhani yang suci. Akan gagal siapa saja yang tidak bisa mengenakan atribut kesucian jiwa, ialah Kasih Sayang terhadap sekalian makhluk Allah.....
Sabtu, 12 Maret 2016
Bagaimana cara memperoleh cahaya Tuhan?
Bagaimana cara memperoleh cahaya Tuhan?
Sesungguhnya saya telah menyusunkan metode demi metode sebagai jalan untuk menuju hal ini..... Lelaku demi lelaku yang bisa engkau kerjakan guna memperoleh limpahan cahaya Tuhan dalam hatimu.....
Namun ketika sudah berjalan, maka alampun menyeleksimu..... diantaramu gagal karena:
1. engkau tidak bersungguh sungguh dalam lelaku, hanya panas panas tahi ayam..... maka hakmu atas cahaya Tuhan terlalu sedikit....
2. engkau banyak yang salah niat, tidak tulus, ketika hatimu sudah meniatkan segala waktumu untuk lelaku, untuk Allah, maka engkau mulai banyak yang "berselingkuh", cari perempuan, cari lelaki, cari dunia, maka bukankah jelas bahwasannya Allah itu tak pernah mau diduakan?.... hal ini akan membuatmu kandas, walau engkau mendapat apa yang engkau inginkan, namun engkau kehilangan yang jauh lebih berharga, yaitu cahaya Tuhan atas dirimu.....
Bukankah manusia memerlukan pasangan?..... Itu benar, namun salah, sangat salah jika engkau sedang meniatkan dirimu untuk lelaku menuju Allah, disisi lain engkau sibuk cari perempuan..... keadaanmu seperti seorang yang berselingkuh, lalu terkena "penolakan"..... segala sesuatunya ada titi wancinya, saat engkau sedang niat lelaku, maka segala hal harus engkau singkirkan dari hatimu..... ketika sudah selesai lelaku dalammu, barulah waktumu untuk memasyarakat dan mengejawantahkan hasil lelakumu..... lelaku yang tidak tuntas, akan mengakibatkan "penasaran".... ngambang tanpa arah dan tujuan......
Demikianlah seorang penuntut ilmu, harus fokus kepada ilmu dan menyingkirkan semua hal dari hatinya, dalam masa masanya menuntut ilmu, atau bakalan kandas dan terjegal......
Tapi apa hendak dikata, memanglah Allah menghendaki hanya sedikit diantaramu yang kelak akan "jadi" dan berhasil dalam lelaku..... sisanya hanya golongan yang ikut ikutan dan peramai keadaan saja.....
3. diantaramu yang lain terperdaya dan mengejar perkara gaib, padahal itu hanya aksesoris perjalanan, bukan tujuan akhir....... ini juga akan membuatmu kandas
4. Diantaramu kelewat percaya diri, namun tidak mampu mengukur kualitasmu sendiri, maka engkau cendrung terburu nafsu dan labil...... jiwamu masih mentah, namun minta matang sebelum waktunya, akhirnya engkau menjadi orang yang suka menuntut ilmu tinggi tapi tak pernah menjalankannya dengan benar......
5. Diantaramu selalu terlilit ego diri..... ketika di jabung, sesungguhnya aku sudah mengajarimu menanam seperti sayuran sayuran, kulihat diantaramu "malas" mengerjakan, karena masih terhijab hitung hitungan, engkau hanya mau mengerjakan sesuatu yang engkau nilai menguntungkanmu sendiri.... ketika menanam, aku mengajarimu tentang ketulusan, "jangan mempertanyakan siapa yang akan memakannya, namun tanamlah dan lawan rasa malasmu", walau mungkin yang menikmati keringatmu adalah orang lain...... Jika untuk diri mereka sendiri saja, mereka malas, apalagi untuk orang lain..... dari situ saya sedih, karena murid muridku masih sangat egois..... Ketahuilah, kebanyakan diantara mereka hanya mau melakukan sesuatu, bilamana mereka pandang menguntungkan diri mereka....
Saat itu saya sedih, walau saya sudah tahu saya diam dan memperhatikan perkembangan.....
"Oh alangkah celakanya mereka ini".... batinku..... "sungguh mereka tidak tahu apa itu "laa ilaha illallah", mereka fikir hanya dengan berteriak teriak menyebut "laailaha illallah itu sebuah kebaikan", celaka..... karena mereka tak juga mengerti, laa ilahaillallah itu ada wujudnya, dan wujudnya adalah perbuatan kita sendiri, penanggalan ego diri.....
Jikalau didunia ini ada hal yang manfaat bagi orang banyak, lalu engkau sanggup melakukannya, maka bersegeralah melakukannya, jangan sekali sekali mempertanyakan, "apa untungnya buat saya?".... karena engkau sudah terjebak pemikiran hitung hitungan, menghitung untung rugi........ Hal demikian akibatkan pada akhirnya dirimu "tidak mau" melakukan sesuatu hal kebaikan bilamana tidak menguntungkanmu....
ego itulah yang mengakibatkan hijab bagimu dari Allah, dan nampak dalam pandanganku murid muridku banyak terjebak dalam hal ini.... hanya sedikit diantara mereka yang mengambil pelajaran....
namun sekarang, saat ini kutulis, dibalik kemirisan hatiku karena banyak murid muridku yang mulai "kendor", hilang istiqomahnya, goyah pendiriannya......... hatiku juga bahagia, sebab tidak sedikit pula diantara murid muridku yang kelak insyaallah akan menjadi orang orang besar yang mulia...... Aku telah melihat tanda tandanya...... sungguh melampaui apa yang kuperkirakan.... jumlah mereka banyak sekali.... akan menjadi orang orang yang dianugrahi nikmat dan kemuliaan oleh Allah.....
Tak henti hentinya kuucapkan rasa syukur yang mendalam atas sebab hal ini...... tugasku sudah semakin ringan dari waktu ke waktu..... mata rantai itu telah terbentuk.....
Sesungguhnya saya telah menyusunkan metode demi metode sebagai jalan untuk menuju hal ini..... Lelaku demi lelaku yang bisa engkau kerjakan guna memperoleh limpahan cahaya Tuhan dalam hatimu.....
Namun ketika sudah berjalan, maka alampun menyeleksimu..... diantaramu gagal karena:
1. engkau tidak bersungguh sungguh dalam lelaku, hanya panas panas tahi ayam..... maka hakmu atas cahaya Tuhan terlalu sedikit....
2. engkau banyak yang salah niat, tidak tulus, ketika hatimu sudah meniatkan segala waktumu untuk lelaku, untuk Allah, maka engkau mulai banyak yang "berselingkuh", cari perempuan, cari lelaki, cari dunia, maka bukankah jelas bahwasannya Allah itu tak pernah mau diduakan?.... hal ini akan membuatmu kandas, walau engkau mendapat apa yang engkau inginkan, namun engkau kehilangan yang jauh lebih berharga, yaitu cahaya Tuhan atas dirimu.....
Bukankah manusia memerlukan pasangan?..... Itu benar, namun salah, sangat salah jika engkau sedang meniatkan dirimu untuk lelaku menuju Allah, disisi lain engkau sibuk cari perempuan..... keadaanmu seperti seorang yang berselingkuh, lalu terkena "penolakan"..... segala sesuatunya ada titi wancinya, saat engkau sedang niat lelaku, maka segala hal harus engkau singkirkan dari hatimu..... ketika sudah selesai lelaku dalammu, barulah waktumu untuk memasyarakat dan mengejawantahkan hasil lelakumu..... lelaku yang tidak tuntas, akan mengakibatkan "penasaran".... ngambang tanpa arah dan tujuan......
Demikianlah seorang penuntut ilmu, harus fokus kepada ilmu dan menyingkirkan semua hal dari hatinya, dalam masa masanya menuntut ilmu, atau bakalan kandas dan terjegal......
Tapi apa hendak dikata, memanglah Allah menghendaki hanya sedikit diantaramu yang kelak akan "jadi" dan berhasil dalam lelaku..... sisanya hanya golongan yang ikut ikutan dan peramai keadaan saja.....
3. diantaramu yang lain terperdaya dan mengejar perkara gaib, padahal itu hanya aksesoris perjalanan, bukan tujuan akhir....... ini juga akan membuatmu kandas
4. Diantaramu kelewat percaya diri, namun tidak mampu mengukur kualitasmu sendiri, maka engkau cendrung terburu nafsu dan labil...... jiwamu masih mentah, namun minta matang sebelum waktunya, akhirnya engkau menjadi orang yang suka menuntut ilmu tinggi tapi tak pernah menjalankannya dengan benar......
5. Diantaramu selalu terlilit ego diri..... ketika di jabung, sesungguhnya aku sudah mengajarimu menanam seperti sayuran sayuran, kulihat diantaramu "malas" mengerjakan, karena masih terhijab hitung hitungan, engkau hanya mau mengerjakan sesuatu yang engkau nilai menguntungkanmu sendiri.... ketika menanam, aku mengajarimu tentang ketulusan, "jangan mempertanyakan siapa yang akan memakannya, namun tanamlah dan lawan rasa malasmu", walau mungkin yang menikmati keringatmu adalah orang lain...... Jika untuk diri mereka sendiri saja, mereka malas, apalagi untuk orang lain..... dari situ saya sedih, karena murid muridku masih sangat egois..... Ketahuilah, kebanyakan diantara mereka hanya mau melakukan sesuatu, bilamana mereka pandang menguntungkan diri mereka....
Saat itu saya sedih, walau saya sudah tahu saya diam dan memperhatikan perkembangan.....
"Oh alangkah celakanya mereka ini".... batinku..... "sungguh mereka tidak tahu apa itu "laa ilaha illallah", mereka fikir hanya dengan berteriak teriak menyebut "laailaha illallah itu sebuah kebaikan", celaka..... karena mereka tak juga mengerti, laa ilahaillallah itu ada wujudnya, dan wujudnya adalah perbuatan kita sendiri, penanggalan ego diri.....
Jikalau didunia ini ada hal yang manfaat bagi orang banyak, lalu engkau sanggup melakukannya, maka bersegeralah melakukannya, jangan sekali sekali mempertanyakan, "apa untungnya buat saya?".... karena engkau sudah terjebak pemikiran hitung hitungan, menghitung untung rugi........ Hal demikian akibatkan pada akhirnya dirimu "tidak mau" melakukan sesuatu hal kebaikan bilamana tidak menguntungkanmu....
ego itulah yang mengakibatkan hijab bagimu dari Allah, dan nampak dalam pandanganku murid muridku banyak terjebak dalam hal ini.... hanya sedikit diantara mereka yang mengambil pelajaran....
namun sekarang, saat ini kutulis, dibalik kemirisan hatiku karena banyak murid muridku yang mulai "kendor", hilang istiqomahnya, goyah pendiriannya......... hatiku juga bahagia, sebab tidak sedikit pula diantara murid muridku yang kelak insyaallah akan menjadi orang orang besar yang mulia...... Aku telah melihat tanda tandanya...... sungguh melampaui apa yang kuperkirakan.... jumlah mereka banyak sekali.... akan menjadi orang orang yang dianugrahi nikmat dan kemuliaan oleh Allah.....
Tak henti hentinya kuucapkan rasa syukur yang mendalam atas sebab hal ini...... tugasku sudah semakin ringan dari waktu ke waktu..... mata rantai itu telah terbentuk.....
Cahaya Tuhan
Cahaya Tuhan
Cahaya Tuhan adalah perkara abstrak karena itu bukanlah cahaya sebagaimana cahaya matahari, namun cahaya maknawiah yang tidak mungkin nampak oleh mata, bahkan mata batin sekalipun..... Cahaya Tuhan itu berisikan sifat sifat Tuhan yang Agung, maka sesiapapun diliputi cahayaNya, seolah olah orang orang akan memandangnya sebagaimana mereka memandang Tuhan yang penuh keindahan, mempesona dan menakjubkan, seakan tersihir dan terkesima..... Padahal mereka baru memandang wajah manusia yang diliputi cahaya Tuhan, baru memandang dan terkena "efek samping" dari cahaya Tuhan, belum lagi terpandang cahayaNya yang maha indah......
Lalu diantara manusia bahkan disembah sebagaimana Isa as disembah, akibat orang orang yang tak mampu menahan luapan hati mereka tatkala Isa as memancarkan cahaya Tuhan dari dalam dirinya.....
Demikianlah nasib yang diterima orang orang yang telah diliputi cahaya Tuhan dalam dirinya, maka jikalau Allah tiada menolong dan menghijab "rahasia" itu, niscaya orang orang awam akan menyembahnya.....
Bagaimanakah keadaan dirimu sudah terpana akan cahaya?..... engkau sudah tak sadarkan diri mendapati keindahan dan mabuk karenanya......
Maka mengertilah engkau betapa dahsyatnya sifat Al-Jamal, kemahaindahan yang menyertai cahaya Tuhan..... Tak ada satupun manusia yang akan sanggup menahan luapan rasa batinnya, walau ia orang yang sekuat dan sekokoh apapun, maka semuanya pastilah akan karam tenggelam...... Sebab engkau tak bisa bermain main dengan lautan luas, selain ia akan melalap jiwamu habis tanpa sisa.....
Jika engkau menggunakan hati dan rasamu yang benar benar dalam, benar benar khusyuk, maka perkataanku ini akan engkau fahami.............
Dan ketahuilah, oleh sebab hal itulah maka Allah menghijab cahayaNya,
Cahaya Tuhan adalah perkara abstrak karena itu bukanlah cahaya sebagaimana cahaya matahari, namun cahaya maknawiah yang tidak mungkin nampak oleh mata, bahkan mata batin sekalipun..... Cahaya Tuhan itu berisikan sifat sifat Tuhan yang Agung, maka sesiapapun diliputi cahayaNya, seolah olah orang orang akan memandangnya sebagaimana mereka memandang Tuhan yang penuh keindahan, mempesona dan menakjubkan, seakan tersihir dan terkesima..... Padahal mereka baru memandang wajah manusia yang diliputi cahaya Tuhan, baru memandang dan terkena "efek samping" dari cahaya Tuhan, belum lagi terpandang cahayaNya yang maha indah......
Lalu diantara manusia bahkan disembah sebagaimana Isa as disembah, akibat orang orang yang tak mampu menahan luapan hati mereka tatkala Isa as memancarkan cahaya Tuhan dari dalam dirinya.....
Demikianlah nasib yang diterima orang orang yang telah diliputi cahaya Tuhan dalam dirinya, maka jikalau Allah tiada menolong dan menghijab "rahasia" itu, niscaya orang orang awam akan menyembahnya.....
Bagaimanakah keadaan dirimu sudah terpana akan cahaya?..... engkau sudah tak sadarkan diri mendapati keindahan dan mabuk karenanya......
Maka mengertilah engkau betapa dahsyatnya sifat Al-Jamal, kemahaindahan yang menyertai cahaya Tuhan..... Tak ada satupun manusia yang akan sanggup menahan luapan rasa batinnya, walau ia orang yang sekuat dan sekokoh apapun, maka semuanya pastilah akan karam tenggelam...... Sebab engkau tak bisa bermain main dengan lautan luas, selain ia akan melalap jiwamu habis tanpa sisa.....
Jika engkau menggunakan hati dan rasamu yang benar benar dalam, benar benar khusyuk, maka perkataanku ini akan engkau fahami.............
Dan ketahuilah, oleh sebab hal itulah maka Allah menghijab cahayaNya,
Tentang Hidup dan Mati
Tentang Hidup dan Mati
Jika engkau fikir bahwasannya hidup itu adalah berarti punya nyawa, maka engkau pastilah akan mati dan binasa.....
Hidup itu bukan tentang punya nyawa saudara, hidup itu adalah tentang "terang", tentang bercahaya dan bercahaya adalah tentang menerangi.......... sebagaimana dahulu kukatakan padamu, "urip iku urup, urup iku ngurupi", hidup itu bercahaya, bercahaya itu menerangi..... Jikalau engkau mengerti perkataanku ini, lalu menyelaminya secara dalam, engkau akan faham bagaimana caranya agar "hidup"..... dan faham atas keadaanmu saat ini bahwasannya engkau itu masih "mati".......
engkau tak lebih, umpamanya mayat mayat yang berjalan seperti zombie kesana dan kemari..... sampai engkau mengenal "hidup", dan menjadi hidup...... dan itu tak akan mudah tanpa hidayah Tuhan yang Agung......
Itulah yang harus engkau cari, yaitu bagaimana caranya engkau bisa hidup, dalam pengertian yang mendalam yaitu bagaimana caranya agar engkau diliputi cahaya Tuhan semesta alam, lalu engkau menjadi seorang yang membawa suluh terang kepada orang orang, yaitu menerangi jalan banyak orang...... Maka jika engkau sudah bisa demikian, engkau sudah hidup........ dan hanya orang orang yang hidup yang bisa mengenal Tuhan..... mayat tidak lebih dari batu, tidak kenal Tuhannya.......
Jika engkau fikir bahwasannya hidup itu adalah berarti punya nyawa, maka engkau pastilah akan mati dan binasa.....
Hidup itu bukan tentang punya nyawa saudara, hidup itu adalah tentang "terang", tentang bercahaya dan bercahaya adalah tentang menerangi.......... sebagaimana dahulu kukatakan padamu, "urip iku urup, urup iku ngurupi", hidup itu bercahaya, bercahaya itu menerangi..... Jikalau engkau mengerti perkataanku ini, lalu menyelaminya secara dalam, engkau akan faham bagaimana caranya agar "hidup"..... dan faham atas keadaanmu saat ini bahwasannya engkau itu masih "mati".......
engkau tak lebih, umpamanya mayat mayat yang berjalan seperti zombie kesana dan kemari..... sampai engkau mengenal "hidup", dan menjadi hidup...... dan itu tak akan mudah tanpa hidayah Tuhan yang Agung......
Itulah yang harus engkau cari, yaitu bagaimana caranya engkau bisa hidup, dalam pengertian yang mendalam yaitu bagaimana caranya agar engkau diliputi cahaya Tuhan semesta alam, lalu engkau menjadi seorang yang membawa suluh terang kepada orang orang, yaitu menerangi jalan banyak orang...... Maka jika engkau sudah bisa demikian, engkau sudah hidup........ dan hanya orang orang yang hidup yang bisa mengenal Tuhan..... mayat tidak lebih dari batu, tidak kenal Tuhannya.......
Bagaimana Fatwa Kehidupan berawal?
Bagaimana Fatwa Kehidupan berawal?
Diantaramu mungkin masih penasaran dan ingin tahu apa itu fatwa kehidupan dan bagaimana fatwa kehidupan berawal...... Karena semua itu tidak muncul tiba tiba, namun ada cerita indah disebaliknya.....
Ketika pulang dari perantauanku yang hampir 10 tahun lamanya dari kalimantan, yaitu tahun 2007, maka saya memutuskan untuk meneruskan "lelaku", yaitu obsesi lama saya tentang Ketuhanan, yang sempat terbengkalai karena kesibukanku meneruskan sekolah di kalimantan.
Sejak saat itu, mulailah saya hidup dengan apa adanya saja, memperbanyak kontemplasi dan menyendiri, hari demi hari kuhabiskan untuk urusan itu, aktifitasku adalah, tafakur, meditasi, kontemplasi, merenung dsb.... hari hariku untuk mencari jawaban demi jawaban pertanyaan di dalam hatiku.....
Sejak saat itu rambutku semakin panjang dan berantakan, tubuhku mulai tak terurus lagi, kurus kering, kumal sangat tak berharganya diriku, hanya bagaikan seonggok sampah yang tidak dilirik, tidak diperhatikan bahkan dijauhi..... Aku banyak diam dan diam, sedikit bicaraku, sedikit makanku, rata rata aku hanya makan 1x sehari..... Aku meniti jalan yang kuyakini, aku mencari Tuhan dan merenungkan keindahanNya dengan seksama.... Aku sudah tak perduli lagi apa kata orang tentangku, sebab semakin banyak yang menganggapku stress, terganggu jiwa dsb....
Setelah beberapa tahun menjalani lelakuku, akhirnya Allah mempertemukanku dengan guru sambungku, kami berkenalan dan sering bertukar pendapat, hatiku bahagia saat itu, sebab ada orang yang mengerti tentang "ide" dan cita citaku..... Maka akupun menimba ilmu darinya..... Hari hari aku mengikutinya, menyerap dan menggali apa apa yang disampaikannya padaku..... sampai waktunya kami berpisah, dan kulanjutkan sendiri perjalananku......
Dalam perjalanan lelaku itu, hal yang kusadari adalah bahwa sangat sangat tidak mudah untuk meraih ilmu Ketuhanan, bahkan jauh lebih susah lagi untuk mempertanggung jawabkannya.....
Bertahun tahun kuhabiskan hidupku untuk mencari dan mencari, menggali dan menggali, sampai akhirnya Allah mendatangkan orang orang untuk berguru kepadaku, melalui perantaraan akun facebookku..... Singkat cerita dari situlah fatwa kehidupan berasal..... yaitu dari proses yang bisa kukatakan serba "ndelalah", serba tidak sengaja..... entah bagaimana, seperti terjadi begitu saja, orang hendak berguru kepadaku, padahal seumur umur, saya tidak pernah punya harapan ataupun cita cita menjadi guru ruhani..... namun kenyataan berkata lain..... inilah sekarang diriku, menjadi fatwa kehidupan......
Namun kendati demikian, walau seorang guru, aku tetaplah selamanya menjadi murid, yaitu murid kehidupan..... murid dari kenyataan hidup ini.....
engkau dan aku adalah sama saja, kita semua juga murid murid kehidupan..... hanya saja aku lebih dahulu menjadi fatwa kehidupan, suatu ketika akan muncul giliran giliranmu......
nama fatwa kehidupan akan tercatat dalam sejarah yang sangat panjang, bahkan puluhan tahun, bahkan ratusan tahun kelak, orang akan mendapati kebangkitanku dalam wujud wujud lain..... dan kesemuanya adalah anugerah Allah yang tiada habis habisnya kepada hamba hambaNya yang yakin.....
Diantaramu mungkin masih penasaran dan ingin tahu apa itu fatwa kehidupan dan bagaimana fatwa kehidupan berawal...... Karena semua itu tidak muncul tiba tiba, namun ada cerita indah disebaliknya.....
Ketika pulang dari perantauanku yang hampir 10 tahun lamanya dari kalimantan, yaitu tahun 2007, maka saya memutuskan untuk meneruskan "lelaku", yaitu obsesi lama saya tentang Ketuhanan, yang sempat terbengkalai karena kesibukanku meneruskan sekolah di kalimantan.
Sejak saat itu, mulailah saya hidup dengan apa adanya saja, memperbanyak kontemplasi dan menyendiri, hari demi hari kuhabiskan untuk urusan itu, aktifitasku adalah, tafakur, meditasi, kontemplasi, merenung dsb.... hari hariku untuk mencari jawaban demi jawaban pertanyaan di dalam hatiku.....
Sejak saat itu rambutku semakin panjang dan berantakan, tubuhku mulai tak terurus lagi, kurus kering, kumal sangat tak berharganya diriku, hanya bagaikan seonggok sampah yang tidak dilirik, tidak diperhatikan bahkan dijauhi..... Aku banyak diam dan diam, sedikit bicaraku, sedikit makanku, rata rata aku hanya makan 1x sehari..... Aku meniti jalan yang kuyakini, aku mencari Tuhan dan merenungkan keindahanNya dengan seksama.... Aku sudah tak perduli lagi apa kata orang tentangku, sebab semakin banyak yang menganggapku stress, terganggu jiwa dsb....
Setelah beberapa tahun menjalani lelakuku, akhirnya Allah mempertemukanku dengan guru sambungku, kami berkenalan dan sering bertukar pendapat, hatiku bahagia saat itu, sebab ada orang yang mengerti tentang "ide" dan cita citaku..... Maka akupun menimba ilmu darinya..... Hari hari aku mengikutinya, menyerap dan menggali apa apa yang disampaikannya padaku..... sampai waktunya kami berpisah, dan kulanjutkan sendiri perjalananku......
Dalam perjalanan lelaku itu, hal yang kusadari adalah bahwa sangat sangat tidak mudah untuk meraih ilmu Ketuhanan, bahkan jauh lebih susah lagi untuk mempertanggung jawabkannya.....
Bertahun tahun kuhabiskan hidupku untuk mencari dan mencari, menggali dan menggali, sampai akhirnya Allah mendatangkan orang orang untuk berguru kepadaku, melalui perantaraan akun facebookku..... Singkat cerita dari situlah fatwa kehidupan berasal..... yaitu dari proses yang bisa kukatakan serba "ndelalah", serba tidak sengaja..... entah bagaimana, seperti terjadi begitu saja, orang hendak berguru kepadaku, padahal seumur umur, saya tidak pernah punya harapan ataupun cita cita menjadi guru ruhani..... namun kenyataan berkata lain..... inilah sekarang diriku, menjadi fatwa kehidupan......
Namun kendati demikian, walau seorang guru, aku tetaplah selamanya menjadi murid, yaitu murid kehidupan..... murid dari kenyataan hidup ini.....
engkau dan aku adalah sama saja, kita semua juga murid murid kehidupan..... hanya saja aku lebih dahulu menjadi fatwa kehidupan, suatu ketika akan muncul giliran giliranmu......
nama fatwa kehidupan akan tercatat dalam sejarah yang sangat panjang, bahkan puluhan tahun, bahkan ratusan tahun kelak, orang akan mendapati kebangkitanku dalam wujud wujud lain..... dan kesemuanya adalah anugerah Allah yang tiada habis habisnya kepada hamba hambaNya yang yakin.....
State Of Fatwa Kehidupan
Mukadimah
Bismillahirrohmanirrohim......
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.....
Selamat Datang di blogspot Fatwa Kehidupan.... Blog ini saya buat sebagai penyambung apa yang telah berlangsung di halaman dinding fatwa kehidupan di facebook.... Bagi murid murid, bagi penyimak, atau siapapun yang hendak membacanya.... kesemuanya dipersilahkan.....
Di sela sela kesibukan saya, saya rasa saya mesti mencari jalan untuk kembali menulis, kembali menyampaikan apa yang saya rasa perlu saya sampaikan.....
Ini seperti menulis pertama kali di facebook, yang tak pernah terbaca dan terpedulikan oleh orang orang, sampai akhirnya menjadi ramai, entah dari mana berasal, orang orang berkerumun mendatangi halaman dindingku di facebook, kurasa Tuhan telah mengaturnya demikian, betapa indah pengaturanNya.....
Sebenarnyalah tidak penting tulisanku dibaca ataupun tidak oleh orang, sebab sudah ada Allah yang mengatur semuanya..... Yang terpenting bagiku adalah, sejatinya menulis ini adalah untuk diriku sendiri, bagi pengingat hatiku sendiri, karena hidup demi hidup, membutuhkan banyak pengingat pengingat agar tidak mudah tergelincir dan tersepak dari jalan.....
Semoga memberi manfaat bagi kita semua.....
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
===============================
Bismillahirrohmanirrohim......
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh.....
Selamat Datang di blogspot Fatwa Kehidupan.... Blog ini saya buat sebagai penyambung apa yang telah berlangsung di halaman dinding fatwa kehidupan di facebook.... Bagi murid murid, bagi penyimak, atau siapapun yang hendak membacanya.... kesemuanya dipersilahkan.....
Di sela sela kesibukan saya, saya rasa saya mesti mencari jalan untuk kembali menulis, kembali menyampaikan apa yang saya rasa perlu saya sampaikan.....
Ini seperti menulis pertama kali di facebook, yang tak pernah terbaca dan terpedulikan oleh orang orang, sampai akhirnya menjadi ramai, entah dari mana berasal, orang orang berkerumun mendatangi halaman dindingku di facebook, kurasa Tuhan telah mengaturnya demikian, betapa indah pengaturanNya.....
Sebenarnyalah tidak penting tulisanku dibaca ataupun tidak oleh orang, sebab sudah ada Allah yang mengatur semuanya..... Yang terpenting bagiku adalah, sejatinya menulis ini adalah untuk diriku sendiri, bagi pengingat hatiku sendiri, karena hidup demi hidup, membutuhkan banyak pengingat pengingat agar tidak mudah tergelincir dan tersepak dari jalan.....
Semoga memberi manfaat bagi kita semua.....
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
===============================