Saya menjadi guru atau disebut guru itu adalah kenyataan hidup saya, karena saya memiliki murid murid yang mengikuti saya.....
Walau demikian, saya merasa tidak pantas disebut ulama', atau kyai atau ustad atau sebutan lain serupa itu....
Lalu mengapa saya memilih nama Fatwa Kehidupan, bukankah itu kesannya mau berfatwa???....
Saya akan ceritakan mengenai hal tersebut...... Dahulu akun saya sesuai dengan nama lahir saya pemberian orang tua saya, lalu saya rasa kok kurang sedap kalau tidak pakai "nickname" atau nama udara, nama alias.....
Maka setelah memasukkan beberapa nama (saya sdh lupa), tapi ditolak fb, ternyata kemudian nama fatwa kehidupan diterima..... disitulah saya mulai menggunakan nama fatwa kehidupan, bukan dengan maksud apapun, hanya sekedar iseng saja, toh pada waktu itu tulisan saya juga tidak laku, tidak ada yang baca, paling yang like juga cuman satu dua orang saja.....
Jadi saya tidak merancang agar didengar orang, saya hanya berharap untuk menulis bagi mengingatkan diri saya sendiri......
Ternyata saya adalah Kamu, aku adalah Engkau, dimana kita semua hakekatnya adalah satu, maka mengingatkan diriku adalah mengingatkanmu semua.....
Menyadari bahwa kita semua hakekatnya adalah satu, maka saya berhenti mengutuki berhenti membenci apalagi mencaci maki, kepada yang muslim kita bersaudara, kepada yang non-muslim saya jg menganggapnya saudara, yang tdk beragama juga saudara saya..... terlepas dari mereka menganggap sbg saudara atau bukan..... itu urusan mereka.....
Saudara saya banyak, seluruh bumi ini dan dimanapun berada..... seluruh kepercayaan dan ketidak percayaan....
Apakah saudaramu hanya muslim saja???.... berarti saudaramu sedikit......
Salam abah...alhamdulillah nyimak abah
BalasHapusNgestoaken Abah...
BalasHapusNyimak...
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh.
BalasHapusSaya Edy H. Hasibuan usia 55 tahun dari DKI jakarta.
Mohon penjelasan tentang yang pernah saya alami, terutama dari seorang guru mursyid.
Sekitar tahun 1988, saya mengalami sesuatu yang sampai saat ini belum dapat saya mengerti (karena kebodohan saya), yaitu ada semacam tali dari cahaya yang melilit sesuatu di dalam diri saya yang terhubung entah ke mana di atas (tempatnya antah berantah).
Saat saya sedang lelaku membaca wirid nurul islam ada gambaran Alloh dalam bentuk lingkaran cahaya kuning (tanpa ada alifnya) bersemayam masuk ke dalam dada.???
Ada kegiatan yang saya ikuti yaitu pembukaan hijab untuk dapat melihat cahaya saat memejamkan mata diiringa membaca solawat dan ada kejadian tembakan berjuta cahaya saat saya membuka mata dan terasa sangat menusuk.???
Ke semua ini pernah saya alami, dan salah satu uwak saya pengikut tarikat qodiriyah wa naqsabandiyah dari kota pinang Sumut dan katanya saya termasuk kesitu karena dianggap telah bergabung.
Mohon penjelasan dan terima kasih atas jawabannya.
Wassalam,
Edy H.Hs.
Sendiko Abah....
BalasHapusikut hadir Abah Guru
BalasHapusSungkem nyimak Abah
BalasHapusnyimak abah...
BalasHapus