Selasa, 24 Januari 2017

RS

Hadir. Ijinkan saya bertanya, kiranya Fatwa Kehidupan berkenan menerangkan satu hal. Apa yang dilakukan Anda untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sewaktu dulu menjalankan lelaku? Apakah memiliki satu pekerjaan ataukah sama sekali tidak memikirkan hal yang satu ini? Salam.
================
Waalaikumsalam

Iya pertanyaan yang bagus.... akan saya terangkan.....
Dalam lelaku dilema yang dihadapi adalah masalah itu, kalau saya kerja, maka fokus saya akan terganggu, kalau saya tidak kerja, gak ada uang untuk sarana hidup, ujungnya menyusahkan orang tua.....

Pada awalnya saya tidak kerja, sepulang dari kalimantan, saya lanjutkan lelaku, saya hidup ikut ibu saya yang menanggungnya, kemudian saya berfikir keras bagaimana caranya supaya gak usah kerja, tapi ada uang..... jadi tidak merepotkan orang tua.....

Maka saya belajar berkreasi, saya membuat robot forex, agar saya tidak perlu kerja tapi ada uang, karena sistem robotik bisa bekerja sendiri, dan satu satunya cara tidak kerja tapi punya uang mesti menggunakan teknologi dengan sistem robotik serupa itu..... robot yang kerja, sayanya bisa tenang lelaku.....

Jadi, jangan dikira tasawuf itu melahirkan orang tolol, namun malah mengasah kejeniusan kita..... 

Tapi sayang robot saya kolaps, karena kondisi pasar yang sedang goncang waktu itu.... akhirnya saya berhenti lelaku dan kerja selama 1 tahun, buat uang saku, lalu saya berhenti kerja dan kembali lelaku lg.... 

Karena saya memahami dilema semacam inilah, maka saya membuat padepokan di Jabung, khusus untuk lelaku, agar orang2 bs lelaku dengan tenang tanpa perlu mikirin besok makan apa?.....

Dimana di tempat itu, semuanya sdh dibiayai, jadi bisa tetap makan dan hidup, gak perlu kerja cari duit.... 

Sekarang sudah enak, ada sarana bagi yang hendak berkholwat, mudah2 an mereka bersungguh sungguh, karena tidak sedikit biaya yang mesti dikeluarkan untuk itu, dan biaya itu semua adalah dari peluh keringat, dan sakitnya tulang pinggang karena kerja keras......

6 komentar: