Kamis, 24 Maret 2016

iqro' kitabaka


iqro' kitabaka

Setelah saya jalani, hidup sebagai tajrid adalah lebih ringan dibandingkan hidup sebagai asbab. Karena sebagai asbab hubungan kita tak hanya vertikal, namun vertikal dan horizontal secara sekaligus. Sedangkan sebagai tajrid, hubungan lebih kepada vertikal, adapun hubungan horizontalnya hanya ala kadarnya menurut kepentingan.....

Sebagai tajrid, kita tidak punya beban tanggungan yang banyak kepada masyarakat dan sekitar. Namun sebagai asbab, kita tidak pernah bisa menghindari berhubungan dengan banyak orang. Sedangkan berhubungan dengan sesama manusia itu mengandung banyak kesulitan....

Selalu saja ada yang tidak kita sukai, selalu saja ada yang tidak sukai kita. Acapkali dihadapkan dengan dilema dilema dalam hidup, yang mau tidak mau harus kita selesaikan.....

Dan celakanya dari semua itu, sebagai asbab, adalah sangat mengerikan tatkala hati kita selalu "terpancing" dengan berbagai "permainan" didunia ini, terpancing untuk mengamati, meneliti dan "membaca" orang lain..... lambat laun kita digiring agar lupa mengamati diri sendiri..... Lagi lagi akan gagal melakukan "iqro' kitabaka", gagal membaca diri sendiri.....

Kita digiring untuk serong dari tujuan utama hidup ini.... Pelan pelan lupa pelajaran demi pelajaran, sampai akhirnya kita ingat kembali tatkala kita sudah tersesat jalan terlampau jauh.....

Apalah artinya jikalau kita mengetahui cela keburukan orang lain?.... Seperti seorang pengamat yang teliti, bahkan mampu menemukan bahwa celana orang pada bolong, sedangkan kita kadang lupa celana kita sendiri sedang bolong, pantat kita sampai kelihatan.....

Lagi dan lagi, mesti selalu mengingati satu perkara ini, yaitu "iqro' kitabaka", membaca kitab diri kita masing masing.... Jika sampai kelamaan lupa, maka pastilah perjalanan panjang ini akan kandas..... Tidak akan pernah sampai kepada Allah, sebab kita termasuk yang lalai, jika demikian.....

Maka jangan sampai melupakan "iqro' kitabaka".... Karena ini adalah ciri khas keberhasilan seorang pejalan ruhani, pejalan di jalan Tuhan yang Agung.....

25 komentar:

  1. mohon doanya Bah... hidup di asbab seringkali melemaskan jiwa....

    BalasHapus
  2. Hadir nyimak abah zuhri.. alhamdulillah, trima kasih..

    BalasHapus
  3. Sungkem nyimak abah guru,salam ta'dzim

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Sungkem Nderek abah ijin mengamalkan untuk kami

    BalasHapus
  7. ��Mohon makan rido doa restu barokah serta manfaatnya��

    BalasHapus