Rabu, 12 September 2018

Idham Kholid Aturan ganjil genap mobil akan berdampak pada alur distribusi dan perjalanan darat antar propinsi , tentunya akan menghambat dan membebani perekonomian juga kang.. adakah alternatif solusi untuk yang berdampak kang?
================
tidak demikian..... Karena jika aturan ganjil dan genap diberlakukan, itukan hanya untuk mobil pribadi, bukan mobil angkutan umum atau angkutan barang..... 

Apa yang akan terjadi??..

Kalau orang kena ganjil genap mobil, tentu akan mencari alternatif.... seperti naik motor, gojek, grab, taksi, angkutan umum, bis, kereta api dsb..... Jadi itu akan memindah jatah uang untuk beli bensin, jadi jatah untuk bayar angkutan.... ya kan?

efeknya, penggunaan BBM skala nasional akan berkurang karena orang berpindah ke angkutan massal, pencemaran udara juga turun, kemacetan menurun drastis.... ekonomi tidak terganggu karena masih adanya alternatif..... hanya memindah distribusi uang..... lalu lintas yang tidak macet malah mempercepat distribusi barang dan jasa serta efisiensi waktu dan BBM.....

Kemudian langkah ini mesti segera disusul dengan konversi energi dari BBM ke listrik khususnya.... Teknologi saat ini sdh memungkinkan "fast charging", mengisi baterai mobil hanya dalam 10 menit..... nanti masyarakat di pinggir jalan bisa membuka jasa isi baterai mobil.... lumayan jadi penghasilan rakyat..... Pemerintah bisa menggandeng pabrikan mobil agar bikin mobil listrik/hybrid fast charging di Indonesia dengan sistem join, 50:50.......

Asal Indonesia bisa berhasil melakukan konversi energi dari BBM ke listrik, setidaknya 50%nya, maka dalam 20 tahun, Indonesia bisa bebas utang dan jadi negara maju terbesar ke 4 di dunia...... Konversi Energi adalah KUNCI ekonomi Indonesia...... Selama masih ketergantungan dgn BBM, maka ekonomi kita akan DEADLOCK.....

100 tahun yang akan datang, semuanya serba listrik..... BBM sudah langka atau malah punah.... 





2 komentar: