Senin, 07 Agustus 2017

SBH Maaf abah, tpi jawaban mereka adalah itu bukan ibadah atau amalan.
Sama aja dengan membukakan al quran.

=====================
jawaban mereka apa jawaban kamu?.... heuheu

Gini, biar kalian lebih jelas apa yang terjadi dahulu.....

Dulu, jaman nabi SAW, menuliskan hadist itu dilarang nabi, ini sudah diketahui umum waktu itu, diakhir hayatnya nabi beri keringanan untuk menulis, tapi ini hanya disampaikan ke satu orang, jadi tidak tersebar umum, tahunya para sahabat ya tidak dibolehkan nulis hadist..... Ini tentang hadist, kita loncat dulu tentang pembukuan Al-Qur'an.... 

AL-Qur'an baru dibukukan jaman khalifah Ustman, kenapa jaman khalifah Abu bakar dan Umar, tidak dibukukan??..... Ini saya ajak kalian berfikir..... mengapa tidak dibukukan?....

Karena membukukan Al-Qur'an adalah sesuatu yang "tidak ada" dalam tradisi nabi, maksud saya tidak disuruh atau tidak dicontohkan nabi...... Maka hal demikian, tadinya masih dianggap bid'ah, makanya gak ada yang berani bukukan Qur'an...... 

Baru jaman khalifah Ustman, AL-Qur'an dibukukan, sebab mulai timbul desakan dan keresahan umat karena orang yang pada hafal Qur'an mulai banyak yang terbunuh.... Khawatir kalau mereka habis, akhirnya disepakati bersama untuk membukukan AL-Qur'an..... jadilah mushaf....

Jadi membukukan AL-Qur'an dulunya masih dianggap bid'ah...... Apalagi membukukan hadist..... Jaman khulafaur rosyididdin tidak ada yang berani membukukan hadist..... sebab itu dianggap tidak ada dalam tradisi jaman nabi..... masih dianggap bid'ah..... Baru orang berani membukukan hadist sekitar 150-200 thn sejak nabi SAW tidak ada.....

Nah, sekarang kita bergerak ke Indonesia, dahulupun tidak ada yang berani menterjemahkan Qur'an menjadi Qur'an terjemahan, itu juga dianggap tidak ada dalam tradisi jaman nabi, masih dianggap bid'ah..... Terjemahan Qur'an pertama kali di Indonesia dilakukan kyai sholeh darat sekitar tahun 1880 di semarang....  Ini yang berani tidak ikutan tradisi jaman nabi, karena tradisi jaman itu, adalah tradisi "hafalan dan dari mulut ke mulut".....

Dulu membukukan AL-Qur'an masih dianggap bid'ah sekarang kan sudah tidak lagi, 
dulu membukukan Hadist juga masih dianggap bid'ah, sekarang sudah tidak lagi, 
dulu Al-Qur'an terjemahan masih dianggap bid'ah sekarang sudah tidak lagi.....

Nah, kalau sekarang seperti tahlilan itu masih dianggap bid'ah, bisa jadi kedepan sudah tidak lagi..... 

Setelah sekian ribu tahun setelah jaman nabi, bisa jadi kedepan akan ada yang membuat "Hadist sahabat" karena selama ini baru ada "hadist nabi"..... Mungkin itu akan menarik, menambah khazanah baru..... Karena agama islam mesti berkembang.....

Kalaulah saudara jeli, sebenarnya banyak hal2 yang dulu masih dianggap bid'ah lalu kemudian hari diterima umum dan tidak dianggap bid'ah lagi, itu cuman faktor "persetujuan" orang2 saja, kalau semuanya sudah sepakat, pasti tidak lagi menjadi bid'ah..... Jadi biasa saja itu.....



 


4 komentar: