Minggu, 20 November 2016

Wawan Hernawan Demi IBU

Wawan Hernawan Demi IBU, bagaimana jika saya melakukan semua alternatif yg Akang tawarkan.. menghajar,melapor, mewariskn.. barulah memaafkan, agar saya dipandang sbg org yg SUPER KUAT !!

Sutriany Manangkalangi Waktu ku dengar ibuku/ayahku di hina, pukulanku langsung melayang. Itu tindakan Reflex krn rasa hormatku pd kedua org tuaku. Untuk urusan hukum tergantung org tsb melaporkannya ke polisi atw tidak. Juga tergantung akibat dr pukulanku. Tapi paling tidak ku sdh beri mereka pelajaran, betapa orang tuaku sgt berarti bagiku, sehina apapun dimt mereka. Beda klw mereka menghinaku biarlah, bisa jg mereka benar tentangku. Dan semua tentangku akn ku serahkan kpd Allah Swt, krn mereka lebih mengenalku dr pd diriku sendiri. Dan penghinaan itu akn memicu aku utk lebih memperbaiki kekuranganku. ''Semoga Allah mengampuni mereka''. Salam santun Abah. 
=================================

Saya rasa engkau harus "meminta izin" dan "pertimbangan" ibumu terlebih dahulu, karena orang menghina ibumu, bukan menghinamu..... Sebagai orang yang "dihinakan", tentu yang berhak menuntut balasan adalah ibumu, bukan dirimu.....

katakanlah dan ceritakanlah kepada ibumu, bahwa ada orang yang menghinanya, dst..... Lalu mintalah izin kepada ibumu, untuk menuntut pembalasan........ 

Bisa jadi ibumu mengatakan: 

1. "pukul saja nak, kalau perlu bunuh sekalian" 

atau mungkin mengatakan, 

2. "sudahlah nak, biarkan saja, biar Allah yang membalasnya"


Nah, disini, saya tidak tahu "kekuatan" hati dari ibumu??..... Apakah ibumu pendendam ataukah pemaaf??....

Bisa jadi ibumu seorang yang pemaaf, tetapi engkau seorang yang pendendam.....  Maka engkau mesti mencontoh ibumu, karena kemuliaan sifatnya menyelamatkanmu dari banyak kehancuran......


3 komentar: