Arif Alhamdu lillah abah.. atas jawaba njenengN seblmnya... sya blajar legowo bah...
Cuman sy slalu dilanda kebingungN bah...
Sya blajar tasawuf.. tambah lama tambah males nyari dunia.. dlu sya prnah sehari minim sejuta bah.. skrg sehari 100 rebu aja untung2an... tp brkat tasawuf.. walau 100 hati tentram tnpa pikiran.. bda saat sehari sejuta... bawaannya rakus...
Yg jd prtanyaan sya.. apa sya harus menggebu2 mencari dunia krna sya punya org tua.. sya niatkan agar membahagiakan keduanya dan agar kduanya tidak malu krna gagal mendidik anak... atau sya apa adanya.. ya dg keadaan skrg..
Apa tasawuf yg sya amalkan dan peajari itu salah ketika aras2en mados dunia.... krna dlm bbrp riwayat.. ada wali2 yg kaya raya..
Tolong pencerahanna abah... maaf prtanyaan sya tdk di inbox.... matur ssmbah nwun katah bah... arif sidoarjo
===================================
Mari kita kaji dulu, tasawuf itu apa?..... Tawasuf itu hal yang sederhana saja, yaiitu berkaitan dengan penyucian jiwa.... urusannya dengan batin......
Tidak perduli apapun keadaanmu, apakah kaya atau miskin, itu sama saja, sudah qodratnya manusia ada yang kaya ada yang miskin, sebab yang di tuju sebenarnya adalah jikalau Allah melapangkan rizkimu jadi kaya, maka engkau termasuk yang banyak bersyukur, banyak berbagi dan harta itu tidak mengikat hatimu...... Jikalau engkau miskin, engkau termasuk yang bersabar, tidak putus asa, tidak suka mencuri dan tetap gigih berjuang untuk hidupmu......
Tentang membahagiakan orang tua........
Ini sebenarnya kesalahan orangtua dari generasi ke generasi, yaitu "orangtua beranggapan akan bahagia kalau anaknya banyak uang, ketimbang anaknya jadi sholeh, walau pas pasan"..... orientasi orangtua, umumnya lebih cendrung ke uang/materi....... Ini umum seperti itu...... aslinya para orangtua rata-rata "keblinger"/salah arah tentang hal ini......
Saya akan sedikit cerita tentang hidup saya..... dahulu dimasa saya masih asyik lelaku, saya masih menganggur, sehingga saya selalu "diceramahi" orangtua, om, tante saya, dan orang orang, "kamu harus kerja, cari uang, kasihan ibumu, umurmu juga makin tua, nanti bagaimana masa depanmu, bagaimana ibumu?..... dsb"...... terus terusan seperti itu saya di cecar, dianggap madesu (masa depan suram), saya hanya diam saja, tidak menjawab.......
Saya tidak mungkin menceritakan "urusan" saya, bahwa saya masih dalam lelaku, dan belum puas hati saya, saya tidak mungkin kerja cari uang saat itu, sebab konsentrasi saya akan pecah...... lagi pula kalau saya cerita, bahasa saya tidak akan difahami mereka......
Lalu saya katakan kepada ibu saya kurang lebih spt ini, "tolong jangan ganggu saya dulu, saya masih dalam urusan, kalau soal uang, nanti akan saya carikan yang banyak, itu soal gampang bagi saya, uang akan datang sendiri kepada saya"..... perkataan saya yang tidak masuk akal, menjadikan saya bahan tertawaan dikeluarga, dimana mereka mengatakan saya akan jadi "pengusahahahahaha....." hahahanya itu adalah bahan ledekan/tertawaan..... heuheuheu.
Saya hanya diam memaklumi, sebab mereka tidak tahu jikalau Allah berjanji bahwa bumi ini diwariskanNYA kepada hamba2NYA yang sholeh....... saya bukan kepedean, dengan mengatakan bahwa uanglah yang akan mendatangi saya, saya memang nampaknya ngomong ngawur, penghayal, pemimpi dsb dimata mereka waktu itu......tapi waktu kemudian membuktikan perkataan saya mawujud satu demi satu menjadi sebuah kenyataan......
Jikalau engkau yakin kepada Allah seyakin yakinnya, maka kerjarlah DIA, ikuti hatimu, soal harta, jika engkau yakin kepada Allah, maka DIA akan memberi yang barokah yang baik dari sisiNYA......
Ada 2 pilihanmu:
1. mengejar dunia hasilnya, mungkin engkau dapatkan dunia, namun hatimu menjadi galau.....
2. mengejar akherat, maka dunia akan mengikutimu dari karunia Allah.....
hadir abah ...
BalasHapusNjih Abah
BalasHapusAlhamdu Lillah
BalasHapusAbah
Amiin
Sendiko Abah...
BalasHapusNggeh abah guru
BalasHapusNggeh abah guru
BalasHapusSungkem nyimak Abah,,
BalasHapusHadir Abah
BalasHapusSungkem nyimak Abah
BalasHapus