Selasa, 26 April 2016

Putra Lugay Asalamualaikum wr.wb




Putra Lugay
Asalamualaikum wr.wb
Maaf izin bertanya buat semuanya terutama buat yg punya postingan,jika kita mendalami ilmu hakikat apakah harus kita meninggalkan syariat (tdk sholat,tdk puasa ,tdk perlu hormat pd orang tua,dll) bahkan meminta/berdo'a kepada Allah saja disebut memalukan.bahkan haruskan sampai mengatakan kalau solat itu sama saja dengan menyembah berhala........tolong d jawab apa memang seperti itu pemahaman hakikat dalam fatwa kehidupan???
@fatwa kehidupan tolong d jawab trm ksh wasalam......
=======================================
waalaikumsalam

1. jika kita mendalami ilmu hakikat apakah harus kita meninggalkan syariat = siapa yang menyuruh meninggalkan syariat?..... adakah yang menyuruh/perintah seperti itu dari guru yang mengajarkan hakekat?...... Jika fatwa kehidupan menyuruh hal yang buruk, pertanyaannya, siapa juga orang yang mau mengikutinya??.... adakah??

2.meminta/berdo'a kepada Allah saja disebut memalukan. = itu tergantung apa yang diminta..... bagi orang yang mengkaji ilmu kehakekatan secara mendalam, memang meminta sesuatu kepada Allah membuat mereka malu, sebab mereka pada "merasa" belum mampu mensyukuri nikmat Allah yang sudah diberikan, sudah minta minta melulu, terutama minta yang berkaitan urusan duniawi..... Oleh karenanya, dalam kehakekatan, itu kita lebih cendrung mendoakan orang lain, ketimbang diri sendiri.... Toh, setiap yang mendoakan orang lain, ia juga mendapat "jatah" yang sama sebagaimana doanya....... Apakah saudara tidak "malu" misal minta harta kepada Allah, sedang mensyukuri apa yang sudah diberikan Allah saja belum bisa bagus??..... ini direnungi..... bukankah Allah berjanji, "siapa yang bersyukur, akan ditambah nikmatnya"..... 

3. sampai mengatakan kalau solat itu sama saja dengan menyembah berhala....... = nah ini tergantung kualitas sholat seseorang, bilamana dia sholat tapi pikirannya mikir takut sendal hilang, yah hakekatnya sendal itu menjadi sesembahan lain baginya...... jadi tatkala seseorang sholat, kemana kecendrungan hati dan fikirannya, itulah Tuhannya...... bagaimana bisa disebut menyembah Allah, jika fikiran dan hati seseorang tertuju kepada yang lain??.... ini direnungi......

4. tolong d jawab apa memang seperti itu pemahaman hakikat dalam fatwa kehidupan??? = sudah saya jawab..... saya juga hendak bertanya, berapa lama anda mengikuti status status fatwa kehidupan, sehingga mengambil kesimpulan seperti itu??...... saya yakin anda tidak menyimak pelajaran dari waktu ke waktu dalam jangka lama, sehingga mengambil kesimpulan yang masih dini......


7 komentar: