Rabu, 23 Januari 2019

099.... Muhammad MustholihIbran Al-bayani Menurut saya debat itu perlu cma etiknya yang diatur, kalo pemimpin ndak Pinter ngomong terus Gmn pidatonya

Rudiawan Ardan Benar sekali abah kita harus memilih pemimpin yang cerdas dan cermat, namun kalau pemilihan hanya didasarkan acara cerdas cermat, dimana acara cerdas cermat hanya menjawab pertanyaan, senentara debat presiden menampilkan paparan visi dan misi, sehingga dapat dilihat kapasitas seorang calon president dalam paparan visi dan misi yang kemudian oleh pihak lawannya dicounter sehingga akan terlihat visi dan misi calon president yang dapat diaplikasikan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara demi kesejahteraan rakyat itu menurut saya abah, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penuturan
========================

Begini..... ada debat yang diperbolehkan, yaitu debat yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah dan debat yang bertujuan untuk meluruskan suatu yang batil.... Ini pun tidak boleh terlalu berlebihan/kepanjangan dan mesti dengan cara yang baik.

Tapi ada debat yang tidak diperbolehkan, yaitu debat untuk tujuan hawa nafsu.....

Debat capres/cawapres termasuk debat untuk tujuan hawa nafsu, untuk kekuasaan dan mengalahkan lawan. Tujuannya adalah menang debat.

Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)

Dalam debat akan terjadi saling serang, seperti pertandingan tinju, ada jual beli pukulan, orang seperti kalian bersorak-sorak saat jagoan kalian melakukan pukulan, hati kalian senang. Giliran lawan memukul, hati kalian sakit, padahal kalian tidak ikutan debat. 

Akhirnya yang dianggap menang "poin" adalah yang banyak melakukan serangan/agresif, yaitu yang paling ngotot/paling keras debatnya. Kalian akan cendrung memilih yang paling keras debatnya, sayangnya yang paling keras debatnya itulah yang paling dibenci Allah, lihat hadist diatas.

Sebenarnya sudah bisa maju jadi capres/cawapres itu berarti sudah orang hebat. Karena nyapres itu biayanya besar sekali bisa habis 5-10 triliyun. Kalau bisa membuat orang mau modalin segitu besarnya, sudah pasti hebat lobbynya.

Menilai capres/cawapres saja secara pribadinya, sebenarnya akan menghasilkan penilaian yang sangat ngambang. Karena seorang Presiden itu kerjanya juga tergantung para menterinya. Jadi menilai capres/cawapres mesti sepaket dengan calon menteri yang mereka usung.

Sayangnya, yang terdaftar hanya nama capres dan cawapres, harusnya dibikinkan undang2 yang mengatur pendaftaran capres/cawapres sekaligus dengan calon anggota kabinet/para menterinya, sepaket. Jadi kita tahu, siapa yang bakalan mereka angkat jadi menteri jika terpilih jadi presiden. Dari nama2 calon menterinya itu, kita bisa menyimpulkan kinerjanya kedepan. 

Sistem yang ada sekarang, kita tidak tahu siapa yang bakalan jadi menteri, sangat dikhawatirkan begitu terpilih presiden, akan mengangkat orang2 yang tidak kompeten jadi menteri. 

Seperti beli kucing dalam karung, hanya kelihatan kepala kucingnya saja. Ternyata setelah dibeli, kakinya buntung..... Jangan-jangan hantu, kuntilanak, pocongan, tuyul dan gendruwo jadi menteri nantinya.

Jadi kalau kalian mau tahu kualitas dan kapasitas capres/cawapres kalian, sama sekali tidak butuh paparan visi misi, itu cuman lips service standard saja, gitu-gitu aja. Minta saja mereka mengumumkan calon menterinya jika terpilih jadi presiden.

misal:

1. menteri per-horor-an ==> genderuwo
2. menteri percepatan ekonomi ==> tuyul
3. menteri perpohonan ==> kuntilenak
dst....








3 komentar: